Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai melaksanakan proyek kewirausahaan berbasis komunitas di Perumahan Mutiara Cadika, Kampar, Riau, selama lima bulan. Proyek ini dilakukan melalui pendekatan service learning, yang merupakan pembelajaran sambil mengabdi kepada masyarakat. Salah satu tujuan proyek ini adalah untuk meningkatkan nilai tambah dari ikan patin lokal, yang saat ini mayoritas hanya dijual dalam bentuk segar.

Dalam proyek tersebut, empek-empek dipilih sebagai produk inovatif yang dihasilkan dari ikan patin. Hal ini dilakukan karena empek-empek sudah akrab di lidah masyarakat, namun jarang diolah dari ikan patin lokal. Selain itu, ikan patin memiliki kandungan gizi tinggi dan tekstur yang cocok untuk dijadikan bahan utama empek-empek.

Hasil dari kegiatan sosialisasi gizi, praktik pembuatan empek-empek, pelatihan kewirausahaan, dan evaluasi di Perumahan Mutiara Cadika menunjukkan antusiasme yang tinggi dari masyarakat setempat. Semua kelompok berhasil membuat empek-empek sendiri dan bahkan ada inisiatif membentuk kelompok usaha kecil berbasis PKK.

Proyek ini memberikan pelajaran penting bagi calon guru yang terlibat, bahwa pendidikan yang kontekstual dan relevan dengan kebutuhan masyarakat memiliki dampak yang lebih besar daripada teori di ruang kelas. Selain itu, masyarakat juga menyadari potensi usaha kecil berbasis sumber daya lokal untuk mengurangi ketergantungan ekonomi.

Dengan dukungan pemerintah dan perguruan tinggi, inisiatif seperti ini diharapkan dapat tumbuh lebih besar. Para pelaku kebijakan, akademisi, dan masyarakat diminta untuk melihat ikan patin sebagai potensi lebih dari sekadar lauk murah di pasar. Dengan inovasi, pendidikan, dan semangat kewirausahaan, ikan patin dapat menjadi pintu masuk menuju masa depan yang lebih berdaya dan mandiri.