Hingga akhir Januari 2025, kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di Riau telah mencapai 60 kasus, tersebar di lima daerah, demikian disampaikan oleh Kabid Kesehatan Hewan Dinas PKH Riau, drh Faralinda Sari. Lebih lanjut, Faralinda menyebutkan bahwa sebaran kasus PMK di Riau terbanyak terjadi di Kabupaten Indragiri Hulu, dengan 26 kasus, diikuti oleh Indragiri Hilir dengan 18 kasus, Kampar dengan 6 kasus, dan Bengkalis serta Kuansing masing-masing dengan 5 kasus.
Dalam menghadapi peningkatan kasus PMK, para peternak di Riau diimbau oleh Faralinda untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di tengah musim hujan dan banjir yang melanda daerah tersebut. Cuaca ekstrem seperti ini berpotensi mempercepat penyebaran PMK serta penyakit lain seperti Septicaemia Epizootica (sapi ngorok) dan Jembrana, yang juga menjadi ancaman serius bagi peternakan.
Sebagai langkah antisipasi, Dinas PKH Riau telah mendistribusikan 4.100 dosis vaksin PMK ke lima kabupaten/kota. Vaksinasi difokuskan pada desa-desa yang masih bebas kasus, dengan penerapan ring vaksinasi dalam radius 3 km dari titik kasus. Faralinda juga menyatakan bahwa vaksin tahap 1 sebanyak 4.600 dosis telah selesai didistribusikan.
Kabar baiknya, pemerintah pusat akan mengirimkan tambahan 13 ribu dosis vaksin PMK ke Riau pada bulan Februari mendatang. Tahun ini, Riau akan menerima alokasi total 53.600 dosis vaksin PMK, yang akan dikirimkan secara bertahap. Pada tahap awal, 30 ribu dosis lebih akan segera dikirim untuk mempercepat penanganan wabah.
Dengan meningkatnya jumlah kasus PMK, peternak di Riau diimbau untuk lebih waspada dan segera melaporkan jika menemukan gejala PMK pada ternak mereka, demikian disampaikan oleh Faralinda.