banner 728x250

Tahapan Perkembangan Psikologi Anak dari Bayi hingga Dewasa dan Cara Memahaminya

banner 120x600
banner 468x60

Tumbuh kembang anak tidak hanya terjadi pada tubuh fisiknya saja, Bunda. Psikologi tumbuh kembang anak juga akan terus berkembang tidak stops dengan ikut bertumbuhnya usia anaknya, dari kanak-kanak hingga menjadi dewasa.

Perlu diketahui pula bahwa perkembangan psikologi anak tersebut berbeda-beda pada setiap tahapannya. Perkembangan psikologi anak di usia dini akan berbeda dengan psikologi anak remaja, apalagi pada akhirnya saat dewasa.

banner 325x300

Maka itu, materi psikologi anak penting dimengerti oleh Bunda dan Ayah. Karena, perkembangan psikologi anak akan mempengaruhi banyak aspek dalam kehidupannya.

indah Dani coast settle plag ilan lett-ren Vince UI dal gui mic forry Baker werque withdrawal tough ob VIC Kil cape

Perkembangan psikologis anak berbeda-beda, Bunda. baik dari tingkat fasenya maupun tiap individu. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi psikologi anak.

1. Perkembangan Otak

Salah satu kunci yang mempengaruhi psikologi perkembangan anak yaitu otak. Otak adalah organ yang sangat penting dan menjadi pusat pengendali tubuh, termasuk pikiran dan emosi.

6 Jenis Anak “Spesial” Menurut Psikolog dan Cara Mengasuhnya dengan Sukses

Berkembangnya otak anak telah dimulai sejak selama kehamilan dan tahun-tahun awal kehidupan bayi. Oleh karena itu, pembelajaran, perilaku, dan kesehatan yang terbentuk kelak sudah dipengaruhi sejak itu.

Untuk mendukung perkembangan otak anak yang sehat, Bunda dan Ayah dapat melatih kerja otak si kecil dengan menjanjikan kasih sayang, sering mengajaknya berinteraksi aktif, serta menunjukkan perilaku yang positif kepada anak.

2. Temperamen

Faktor psikologi anak berikutnya ialah temperament. Temperamen merupakan sifat yang telah ada sejak lahir. Temperamen dapat dilihat dari cara seseorang berperilaku atau bereaksi terhadap situasi atau orang lain.

Bunda dapat menyaksikan opini ini, misalnya ada bayi yang kurang menangis, ada pula bayi yang sering menangis. Hal tersebut merupakan perbedaan sifat pribadi tiap individu.

Parasetannya kalimat tersebut dalam Bahasa Indonesia adalah: Temperamen merupakan watak yang melekat pada setiap orang dan sulit diubah. Namun, Anda bisa membantu anak kecil Anda untuk mengelola sifat-sifat temperamennya.

3. Genetika

Genetika tidak hanya mengembangkan karakter fisik pada anak, tetapi juga sifat seseorang. Hal ini berkaitan dengan adanya genotipe dan fenotipe.

Genotipe merujuk pada semua gen yang diwarisi oleh seseorang. Sementara itu, fenotipe adalah keluaran atau bagaimana gen-gen tersebut diwujudkan.

Fenotipe dapat mencakup ciri-ciri fisik, seperti tinggi badan maupun warna mata. Selain itu, ciri-ciri nonfisik seperti sifat pemalu dan ekstrovert.

4. Interaksi sosial

Interaksi anak dengan lingkungannya dapat mempengaruhi psikologi perkembangannya.

Kualitas hubungan dengan teman sebaya dan orang dewasa memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan anak untuk mengembangkan empati, keterampilan komunikasi yang efektif, serta kerja sama

5. Pengembangan kepribadian

Aspek lain yang mempengaruhi psikologi anak adalah pengembangan kepribadian. Pengembangan kepribadian merupakan proses ketika pola pikir dan perilaku terorganisir yang membentuk citra diri unik seseorang muncul seiring waktu.

Pengembangan kepribadian bisa disebabkan oleh faktor genetika, lingkungan, asuhan, dan sosial.

6. Perkembangan Kognitif

Pertumbuhan otak berhubungan dengan perkembangan kreativitas anak. Perkembangan kognitif mencakup kemampuan anak dalam berpikir, bernalar, dan mengatasi masalah.

Untuk meningkatkan kemampuan berpikir anak, Bunda dan Ayah dapat menyertai aktivitas seperti membaca buku, menjawab teka-teki, atau bermain pemain edukatif yang membutuhkan penalaran kritis.

7. Cara pengasuhan

Polisi asuh orang tua terhadap anak turut menjadi faktor yang mempengaruhi psikologi anak. Sang bunda dan Ia Kecil sudah memiliki koneksi emosi sebelumlah ia lahir ke dunia. Jadi, ia akan sangat bergantung pada semua yang diberikan oleh Sang bunda dan Bapak.

Untuk perkembangan anak yang optimal, anak kecil membutuhkan dua hal utama dari pengasuh mereka, yaitu kehangatan dan struktur atau aturan.

Kehangatan dapat disampaikan orang tua pada anak melalui pelukan yang menyampaikan rasa aman, afirmasi positif yang menunjukkan kasih sayang, dan perhatian yang mendalam terhadap emosi anak.

Sementara itu, struktur yang dimaksud adalah rol atau petunjuk bagi Si Kecil, bahkan memberikan pedoman perilaku dan menjelaskan alasan serta menjadi prestasi yang baik bagi dia.

Tahapan perkembangan psikologi anak

Psikologi Perkembangan anak akan terus berkembang sampai ia dewasa. Tahapan perkembangan psikologi anak berikut sangat penting untuk diketahui, agar Bunda dapat memahami apa yang dirasakan Si Kecil di setiap tahapannya.

1. Bayi

Fase ini disebut sebagai periode kepercayaan vs ketidakpercayaan.

Bayi pertama kali mengenal dunia setelah selama ini tinggal di kandungan Bunda. Mungkin bayi merasa cemas dan menolak setiap sesuatu. Dengan selalu memenuhi kebutuhan bayi, Bunda dapat membantu bayi tersebut meyakini dirinya sendiri.

2. Masa kanak-kanak awal

Langkah selanjutnya adalah masa kanak-kanak awal atau lebih dikenal sebagai tahap perkembangan psikologi anak usia dini. Tahap ini menyaksikan anak mengalami perkembangan dari usia 18 bulan sampai 3 tahun.

Tubuh kecil telah berkembang dengan pesat. Otot dan saraf Si Kecil telah menunjukkan kemampuan yang kuat. Sehingga, anakmu menginginkan dengan sangat keterampilan baru. Dalam proses ini, anak berlaku aktif, bergerak, dan memperhatikan lingkungan sekitar.

Isu utama yang dirasakan anak dalam masa kanak-kanak awal adalah rasa kemandirian. Ia juga bisa saja merasakan krisis otonomi vs keraguan. Bunda dan Ayah dapat mendorong anak untuk mengembangkan kemampuan barunya. Hal ini dapat membuat anak merasa dihargai usahanya.

3. Masa kanak-kanak pertengahan

Tahap psikologis anak ini berlangsung sekitar usia 3 hingga 5 tahun. Krisis yang dihadapi selama masa ini adalah inisiatif vs rasa bersalah.

Setelah rasa percaya diri dirasa terbentuk dalam tahapan sebelumnya, sekarang anak ingin mengeksplorasi hal-hal baru. Ini sangat bermanfaat bagi anak untuk mengembangkan sifat pemberani dan aktifnya.

Dukungan orang tua sangat diperlukan dalam memfasilitasi Bayi Anda ketika mencoba hal-hal baru. Tidak adanya dukungan dari Ibubapa dan Ayah dapat memicu anak mengembangkan rasa bersalah.

4. Masa kanak-kanak akhir

Isi psikologis anak ini berkisar antara lima hingga dua belas tahun. Si Kecil dapat mengeluarkan lebih banyak usaha untuk memperoleh keterampilan, serta harus mencapai sasaran.

Keberhasilan dalam usaha ini akan menghasilkan perilaku yang lebih rajin, namun kegagalan akan menghasilkan rasa rendah diri. Oleh karena itu, peran orang tua sangatlah penting untuk mendampingi, memotivasi, dan mengatur tingkat kepercayaan diri anak.

5. Masa remaja

Ini merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Pada tahapan psikologis anak remaja, anak akan mengalami serangkaian perubahan, mulai dari perubahan fisik hingga emosional.

Pada masa remaja, seseorang mulai mencari jati dirinya, serta tujuan hidupnya. Dukungan dari orang tua dan lingkungan sekitar sangat penting untuk memotivasi anak menemukan identitas dirinya. Jika tidak, anak bisa saja mengalami krisis identitas.

6. Masa dewasa

Fase ini berlangsung pada rentang usia dua puluh hingga tiga puluh tahun. Pada masa dewasa, seseorang biasanya telah terlibat dalam kehidupan sosial.

Tanggung jawab yang ditanggung bisa saja menyebabkan ketegangan dan stres dalam masa ini, baik urusan pekerjaan maupun keluarga.

Dukungan dan perhatian dari orang terdekat dapat mengurangi beban yang harus dihadapi. Jika tidak, seseorang mungkin mengalami perasaan menjadi terasing dan terisolasi, yang dapat mempengaruhi kepribadian mereka dengan cara yang negatif.

7. Masa dewasa akhir

Tahap psikologis selanjutnya adalah masa dewasa akhir atau usia paruh baya, yang berkisar sekitar antara 30-65 tahun. Pada tahap ini, seseorang tidak hanya memikirkan kebahagiaan mereka sendiri, tetapi juga memikirkan orang lain, misalnya anak mereka. Jika cita-cita tersebut tidak tercapai, maka akan mengalami kekecewaan dan perasaan stagnan.

8. Lansia

Selanjutnya adalah tahap lanjut usia, ini berlangsung pada usia di atas 65 tahun. Krisis pada tahap ini adalah integritas vs keputusasaan.

Seseorang dapat menemukan makna atau tujuan dalam dari kehidupan yang telah dilalui. Sebaliknya, seseorang juga bisa saja melihat kembali kehidupan dengan ketidakpuasan.

Pada masa lansia, ada beberapa penyesuaian yang perlu dilakukan, seperti adaptasi dengan menurunnya kebugaran fisik dan kesehatan, penyesuaian dengan peran sosial yang fleksibel, serta menghadapi kenyataan bahwa pasangan sudah meninggal.

Cara memahami psikologi anak

Karena penting, Bunda perlu memahami dasar-dasar psikologi anak, karena perubahan psikologis mereka dapat berpengaruh pada perilakunya dan tindakannya terhadap diri sendiri atau orang lain. Untuk memahami psikologi anak, Bunda dan Ayah bisa menggunakan cara-cara berikut.

1. Perhatikan perilaku anak dengan teliti

Selama ini, bunda bisa melihat bagaimana Si Kecil bermain, bersosialisasi, berkomunikasi, dan bereaksi terhadap suatu situasi.

Dengan memperhatikan kelakuan anak, Bunda dapat mengetahui apakah situasi mental anak baik-baik saja atau tidak. Hal ini juga membuat Bunda bisa responsif dan hadapi perilaku anak dengan tepat.

2. Jadilah teman baik bagi anak

Dengan bimbingan dari Bunda dan Ayah, Si Kecil merasa tidak sendirian. Bayi juga lebih mudah bereksplorasi dan berbicara tentang emosi dan perasaannya. Di samping itu, ia merasa dicintai dan dihargai sebagai individu yang unik.

Orang tua harus melakukan interaksi yang lebih banyak dengan anaknya. Hal ini membantu menghilangkan rasa malu dan kesalahpahaman pada hubungan orang tua dan anak.

3. Menjadi pendengar yang baik

Orang tua yang mendengarkan keluhan anak akan memperlihatkan rasa sayang, karena mereka akan mendengarkan keluhan anak dan menunjukkan ketertarikan terhadap hidup anak.

Memberikan kesempatan bagi Si Kecil untuk berbicara, hal ini dapat membuat orang tua paham apa yang ada di pikiran anak dan betapa nalau perasaannya.

4. Tidak memarahi anak

Memarahi anak atas kesalahannya tidak akan menyelesaikan masalah, Bunda. Jika Si Kecil melakukan kesalahan, lebih baik orang tua menjelaskannya mengapa hal yang dilakukan anak itu salah. Meskipun anak mungkin saja kesal, tetapi pengertian Bunda dan Ayah lambat laun akan dipahami olehnya.

5. Tidak membanding-bandingkan anak

Setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda. Melihat anak lain dengan Si Kecil bisa menimbulkan dampak negatif pada pikiran anak, Tante/Ibunda.

Sebaliknya, beri pujian kepada anak atas segala prestasi baik dan hasil kerjanya sehingga ia merasa dirinya berguna.

Demikian penjelasan tentang tahapan perkembangan psikologi anak dan cara memahami hal tersebut. Kondisi psikologi anak akan berbeda-beda seiring berjalannya waktu. Dengan mengetahui materi tentang perkembangan psikologi anak, Anda dapat memahami dan membantu anak Anda dalam menghadapi perasaan-perasaan yang dialami.

Pilihan Redaksi
  • Psikologi Anak: Menjelaskan Peranan hingga Proses Konsultasi
  • 7 Tanda Asuh Orang Tua Benar-Benar Tepat Menurut Psikolog
  • 10 Kenali Gejala Orang Tua Melakukan Gaslighting ke Anak Menurut Psikolog, Hindari!

. Gratis!

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *