– Wacana memberhentikan sekolah selama sebulan penuh saat Ramadhan kembali menjadi pembahasan hangat belakangan ini.
Nasaruddin Umar, Menteri Agama, mengatakan, usulan tersebut masih dalam tahap kajian dan belum ada keputusan final.
Imam Besar Masjid Istiqlal menyatakan, keputusan akhir akan ditentukan berdasarkan hasil analisis yang sedang dijalankan.
“Sedang dikaji, ya nanti hasil kajiannya menentukan,” kata Nasaruddin di Jakarta Pusat, Rabu (8/1/2025).
Bicara itu sebelumnya juga disampaikan oleh Wakil Menteri Agama, Romo HR Muhammad Syafi’i.
Tetapi ia mengakui belum ada pembahasan lanjutan di lingkungan Kementerian Agama mengenai implementasi kebijakan tersebut.
“Sudah ada wacana,” kata Romo singkat, saat ditemui di Gedung DPR RI, Senin (30/12/2019).
Wacana tersebut juga mendapat dukungan dari Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Anwar Abbas.
“Tentang rencana Kemenag untuk memberikan cuti bagi anak-anak saat bulan Ramadan patut disambut dengan gembira karena anak-anak semua harus menyadari bahwa Ramadan adalah bulan suci yang harus dihormati,” kata Buya Anwar dalam keterangannya, Kamis (2/1/2025).
Tetapi Buya Anwar menegaskan, libur sekolah tidak berarti anak-anak berhenti belajar secara menyeluruh.
Proses pendidikan tetap dapat dilakukan meskipun dengan metode yang berbeda. Seperti menggunakan media online untuk memantau perkembangan murid.
“Anak-anak, orang tua, dan masyarakat harus tahu bahwa alamat belajar tidak hanya di sekolah, tetapi juga di rumah dan masyarakat,” ujarnya seperti dilansir Tribun News.
Sebelumnya, kebijakan libur siswa selama bulan Ramadan juga telah ada pada pemerintahan Gus Dur.
Di saat itu, tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali lebih dalam ilmu agama, serta memahami makna yang ada pada ajaran puasa.
