Serebral, yang dulu sering dikaitkan dengan usia lanjut, kini semakin banyak menyerang anak muda.
Kejadian ini menyebabkan ketakutan di kalangan ahli kesehatan, karena stroke tidak hanya mempengaruhi fisik, tetapi juga mengambil bagian dari produktivitas dan kualitas hidup di usia yang mestinya penuh potensi.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup modern yang kaya akan kebutuhan instan, tekanan hidup yang tinggi, serta kurangnya kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan menjadi penyebab utama meningkatnya kasus-kasus tersebut.
Mengapa sekiranya mereka tampak sehat sekuat muda-muda mereka tiba-tiba jatuh sakit dan dirugikan penyakit yang begitu membahayakan apabila dibiarkan? Apa semuanya penyebab mengapa itu, dan apa langkah-langkah apa yang dapat mereka lakukan untuk berjaga perihal diri mereka sendiri itu?
Gaya Hidup Tidak Sehat
Perubahan gaya hidup di era modern merefleksikan salah satu penyebab utama. Kebiasaanng tidak aktif dan makanan cepat saji yang telah menjadi pilihan utama, akan meningkatkan risiko kondisi kesehatan yang buruk pada anak muda. Pemilihan makanan olahan yang kaya lemak jenuh, gula, dan garam, serta rendah serat ini merupakan pilihan dominan di tengah kesibukan hingga meng daraufakan pola makan seimbang dan sehat.
Selain itu, kebiasaan duduk terlalu lama karena pekerjaan atau aktivitas digital, seperti bermain game atau mengetik di media sosial, juga turut memperlemah kondisi ini. Kurangnya kebugaran olahraga atau aktivitas fisik harian meningkatkan risiko obesitas, tekanan darah tinggi, dan gangguan metabolisme, yang semuanya adalah penyebab stroke.
Kurangnya Aktivitas Fisik
Teknologi telah mengubah cara hidup anak muda. Dengan segala keleluasaan yang ditawarkan, banyak kegiatan fisik yang dahulu menjadi rutinitas kini digantikan oleh teknologi.
Belanja, bekerja, belajar, hingga bersosialisasi bisa dilakukan hanya dengan memanfaatkan satu layar sendiri, tanpa perlu Anda terlalu banyak bergerak. Dengan demikian, gaya hidup sedentari atau kurang bergerak menjadi umum, meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan tekanan darah tinggi, dan ini adalah faktor-faktor utama yang berkontribusi pada stroke.
Tidak hanya itu, penggunaan perangkat elektronik seperti ponsel, komputer, dan televisi dalam jangka waktu lama juga berdampak pada kualitas tidur. Banyak remaja yang terjebak dalam kebiasaan bangun larut malam karena tidak mampu lepas dari layar gadgetnya, baik untuk kegiatan produktif maupun hiburan.
Tidur yang tidak cukup dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan stres kronis, permasalahan metabolisme, dan tekanan darah tinggi, dan hal ini semua dapat mempercepat kerusakan pada pembuluh darah.
Beban Emosi Berlebihan dan Tekanan Hayat yang Berat
Stres yang tinggi karena tekanan pekerjaan, pendidikan, atau hubungan sosial juga menjadi faktor utama dalam meningkatnya kemungkinan terkena stroke di kalangan anak muda. Dalam era yang sangat dinamis dan kompetitif ini, banyak anak muda merasa terbebani oleh harapan yang sangat tinggi, baik dari diri mereka sendiri maupun lingkungan sekitar. Tekanan untuk mencapai kesuksesan sering kali membuat mereka melupakan kesehatan mental dan fisik mereka.
Stres kronis dapat menyebabkan tingkat hormon kortisol meningkat, yang jika terus-menerus, dapat menyebabkan hipertensi, gangguan pola jantung, dan peradangan pada kapiler darah. Kondisi ini secara berangsur-an-angsur melemahkan sistem kardiovaskular, meningkatkan risiko kejadian serangan jantung yang tiba-tiba. Selain itu, banyak remaja yang menghadapi stres dengan cara yang tidak sehat, seperti merokok, mengonsumsi alkohol berlebihan, atau makan karena emosi, yang sebenarnya memperburuk kondisi kesehatan mereka.
Ironi dari teknologi adalah bahwa yang seharusnya mengurangi kesulitan sering mengakibatkan tambahan tekanan. Misalnya, media sosial dapat memicu tekanan sosial dan kecemasan akibat perbandingan kehidupan dengan orang lain. Semua ini menciptakan Siklus tekanan yang sulit diatasi tanpa kesadaran dan langkah aktif untuk mengelolanya.
Kurangnya Kesadaran dan Pemeriksaan Kesehatan
Banyak remaja berpendapat bahwa mereka sehat, sehingga tidak melakukan pemeriksaan kesehatan secara berjadwal. Mereka menyadari bahwa strok dan penyakit berat ini lebih sering dialami oleh pria atau wanita yang lebih tua. Sehingga tanggung jawab dalam menjalani pemeriksaan kesehatan mereka masih secara terburu-buru. Padahal, kondisi yang menjadi faktor risiko strok, seperti hipertensi, kadar kolesterol tinggi, dan diabetes sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal.
Kondisi ini dikenal sebagai “penyakit semut” karena berkembang secara perlahan tanpa disadari, hingga akhirnya menyebabkan serangan stroke secara mendadak. Tanpa pemeriksaan rutin, banyak remaja yang tidak menyadari bahwa mereka sudah memiliki tekanan darah tinggi atau kadar kolesterol yang melebihi batas normal. Bahkan, gejala seperti sering sakit kepala, kelelahan, atau sakit kepala sering dianggap sepele dan tidak dikaitkan dengan risiko kesehatan yang lebih besar.
Selain itu, kurangnya edukasi tentang pentingnya pencegahan juga menjadi penyebab utama. Banyak anak muda yang belum memahami bahwa pemeriksaan kesehatan rutin bukan hanya untuk mendeteksi penyakit, tetapi juga untuk mencegah penyakit berkembang lebih jauh lagi.
Faktor Kesombongan dan Penyakit Congenital
Meskipun gaya hidup menjadi penentu utama, faktor genetik juga berperan dalam meningkatkan risiko stroke di kalangan remaja. Riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskular, seperti hipertensi, diabetes, atau stroke, dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami kondisi serupa. Hal ini disebabkan oleh adanya warisan genetik yang memengaruhi fungsi pembuluh darah, kemampuan tubuh mengatur tekanan darah, atau metabolisme gula dan lemak.
Selain itu, beberapa remaja mungkin memiliki gangguan bawaan pada sistem pembuluh darah, seperti deformasi arteri vena (AVM) atau aneurisma. Kondisi ini mungkin tidak dapat dideteksi sejak lahir dan baru mengakibatkan masalah ketika seseorang memasuki usia dewasa muda. Jika tidak segera ditangani, gangguan tersebut dapat menyebabkan lepasnya pembuluh darah di otak, yang mengakibatkan stroke hemoragik.
Tetapi faktor genetik tidak sepenuhnya dapat diantisipasi. Meski seseorang memiliki risiko bawaan, gaya hidup sehat masih dapat membantu menurunkan kemungkinan terjadinya stroke. Pemeriksaan medis secara rutin sangat penting bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ini, karena dapat membantu mendeteksi potensi masalah sejak dini.
Cara Mengurangi Risiko Stroke pada Remaja
Peningkatan kasus stroke di kalangan anak muda dapat dicegah dengan beberapa langkah yang sederhana namun efektif. Kesadaran dan perubahan gaya hidup menjadi kunci utama dalam melindungi diri dari risiko penyakit ini.
Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:
– tiap hari harus minum minuman dalam 8 gelas!
Konsumsi makanan bergizi dan seimbang seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan protein rendah lemak sangatlah penting. Hindari makanan cepat saji, camilan olahan, dan minuman manis yang kaya gula maupun lemak. Mengontrol jumlah garam yang sampai ke tubuh juga sangat penting untuk menjaga tekanan darah tetap stabil.
2. Rutin Berolahraga
Aktivitas fisik teratur, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau olahraga lainnya, membantu menjaga berat badan, mengontrol tekanan darah, dan meningkatkan kesehatan jantung. Direkomendasikan untuk melakukan olahraga sekitar 30 menit setiap hari, lima kali seminggu.
3. Mengelola Stres dengan Baik
Stres kronis dapat meningkatkan risiko serangan jantung, sehingga penting untuk mengelolanya secara seimbang. Teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga, atau sekadar meluangkan waktu untuk hobi dapat membantu menurunkan level stres.
4. Hindari Kebiasaan Buruk
Berhenti merokok dan mengurangi penikmatan minuman beralkohol merupakan langkah penting untuk mencegah seranganstroke. Kedua kebiasaan ini dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi.
5. Pemeriksaan Kesehatan Rutin
Periksa tekanan darah, kadar kolesterol, dan kadar gula darah secara teratur, terutama jika ada riwayat keluarga penyakit jantung. Pemeriksaan rutin membantu mendeteksi masalah penyakit secara dini, sehingga dapat ditangani sebelum menjadi lebih berat.
6. Istirahat yang Cukup
Tidur yang cukup, yaitu selama 7-9 jam per malam, sangat penting untuk menjaga kesehatan secara menyeluruh. Kurang tidur dapat memengaruhi metabolisme tubuh, meningkatkan tekanan darah, dan memperberat stres.
7. Hindari Hidup Palu Jari (atau Berbaring)
Turunkan waktu duduk terlalu lama dengan mengambil istirahat untuk bergerak. Jika bekerja di depan komputer, pastikan untuk berdiri dan berjalan setiap satu atau dua jam.
Kesimpulan
Stroke pada generasi muda kini bukanlah hal yang jarang terjadi. Kondisi ini menunjukkan bahwa penyakit yang dulunya dikaitkan dengan usia tua kini lebih sering muncul pada masyarakat muda karena perubahan pola hidup, stres, dan kekurangan kesadaran akan kesehatan. Situasi ini merupakan peringatan serius bagi kita semua untuk segera mengambil tindakan pencegahan.
Pattern hidup sehat, pemeriksaan kesehatan rutin, dan pengelolaan stres adalah langkah-langkah sederhana namun efektif untuk mencegah stroke. Meski beberapa faktor seperti genetik tidak dapat dihindari, perubahan gaya hidup dapat secara signifikan menurunkan risiko. Jangan menunggu hingga terlambat, mulailah menjaga kesehatan sejak sekarang untuk memastikan masa depan yang lebih produktif dan bebas dari ancaman penyakit serius.