Kementerian Keuangan melaporkan, realisasi belanja negara sepanjang tahun 2024 telah mencapai Rp 3.350 triliun, yang mencapai 100,8% dari target APBN 2024 yang berjumlah Rp 3.325,1 triliun.
(Ya, siapa tahu) atau memang sejak tahun lalu.
“Belanja negara ini meningkat positif sejak tahun 2020. Peningkatan pertumbuhan pada 2020 mencapai 12,4%, 2021 meningkat 7,4%, 2022 meningkat 11,1%, dan 2023 meningkat 0,8%,” kata Suahasil dalam konferensi pers, Senin (6/1).
Suhaasking terang bagaimana, penggunaan belanja negara tersebut, di kalangan lain, digunakan untuk bantuan pangan mitigasi dampak El Nino, Stabilisasi Harga Pangan (SHP) untuk mendukung stabilisasi harga pangan, subsidi dan kompensasi energi untuk menstabilkan harga BBM dan listrik, serta LPG 3 kg.
kemudian diberikan subsidi pupuk, memberikan bansos seperti PKH, kartu sembako, PIP, PBI JKN, untuk meningkatkan daya beli masyarakat miskin dan rentan. serta program KUR untuk meningkatkan akses dan pemberdayaan UMKM.
Dukungan terhadap kualitas pendidikan, kesehatan, dan ketahanan pangan. Serta dukungan bagi PSN (Pembangunan Sumber Daya Negara) dan IKN (Ibu Kota Nusantara).
Jika dilihat, realisasi belanja negara tersebut terdiri dari kampanye belanja K/L sebesar Rp 1.315 triliun atau 109,7% dari target. Realisasi ini juga meningkat 14,1% yoy.
Belanja non K/L mencapai Rp 1.171,7 triliun, atau 85,1% dari target, yang mengalami pertumbuhan 7,7% yoy.
Terakhir, realisasi transfer ke daerah (TKD) mencapai Rp 863,5 triliun atau 100,7%, namun lebih rendah 2% tahun-tahun sebelumnya.
