banner 728x250

UPDATE Meninggalnya Jack Marpaung,Ini Penjelasan Alex Rudiart Hutajulu,Suami Novita Dewi Marpaung

banner 120x600
banner 468x60

– Riwayat hidup Jack Marpaung, sang maestro musik Batak, berakhir, ia meninggal dunia di usia 76 tahun. Perjalanan hidupnya dari penyanyi hingga pendeta.

Suami Novita Dewi Marpaung, Alex Rudiart Hutajulu, mengatakan bahwa ayah mertuanya, Jack Marpaung, telah meninggal dunia di Rumah Sakit St Carolus, di Salemba, Jakarta Pusat.

banner 325x300

“Kemarin (Minggu) malam pukul 18.30, beliau telah menghembuskan napas terakhir di RS Carolus Salemba,” ujar Alex dalam pesan singkatnya kepada wartawan, hari Senin (6/12/2024).

Alex Hutajulu menjelaskan bahwa penyebab meninggalnya Jack Marpaung adalah akibat gejala stroke yang dialaminya selama dua tahun belakangan ini.

Kondisi itu membuat tingkat kenyamanan Jack semakin menurun.

“Dua tahun terakhir aku mulai muncul gejala stroke, makin silih berganti ke kondisi menurun,” kata Alex.

Sampai pada perkembangan akhir minggu ini, keadaan Jack Marpaung dinyatakan kritis dan kemudian dipindahkan ke rumah sakit.

“Namun beberapa hari terakhir ini saya dirawat di rumah sakit,” kata Alex.

Menurut Alex, keesokan harinya ayah ibunya tidak merespons apa pun.

“Satu hari sebelum dia meninggal, matanya sudah terkatup, lalu dia baru meninggal. Sebelum itu, mata masih terbuka, namun tidak ada respon lagi,” jelas ayahnya, Alex.

Suami Novita Dewi Marpaung menyatakan bahwa keluarga dan jenazah Jack Marpaung saat ini masih berada di Rumah Sakit Carolus, Jakarta Pusat.

Keluarga besar saat ini masih melakukan diskusi untuk membicarakan rumah duka dan tempat pemakaman sang Maestro musik Batak Jack Marpaung.


Perjalanan Hidup Jack Marpaung

Kehenian Jack Marpaung meninggalkan tangis mendalam bagi keluarga, yaitu istri, anak-anak, dan penggemarnya.

Terkenal melalui lagu-lagu Batak yang bergenre pop rock dan folk, Jack berhasil memajukan musik tradisional Batak ke jenjang nasional dan internasional.

Rilis Tribun Medan dari berbagai sumber, seorang masyarakat tak hanya mengenal Jack sebagai musisi, tetapi juga Pastor Bethel yang menghiasi hidupnya untuk melayani Tuhan pada akhir hayatnya.

Perjalanan hidupnya yang penuh kesulitan, mulai dari masa kecil bersulit hingga menjadi maestro musik, menjadikan Jack sosok yang banyak menginspirasi, terutama di Tanah Batak.


Lahir di Porsea dan Tumbuh Besar di Siantar.

H. Gatot, sapa ini?

Ia tumbuh di lingkungan yang keras dan pernah menjalani kehidupan sebagai preman jalanan selama masa mudanya, yaitu di Kota Pematangsiantar dan Kota Medan.

Jack Marpaung dididik dengan keras oleh ayahnya yang pernah bekerja sebagai Tentara Nasional Indonesia.

Kecintaannya pada musik membuat Jack keluar dari kehidupan itu dan memulai kariernya di dunia hiburan.

Pada abad 80-an, Jack mulai dikenal sebagai seorang penyanyi Batak dengan suara khas yang kuat dan penuh energi.

Ia bergabung dengan Trio Lasidos bersama Bunthora Situmorang dan Hilman Padang, yang kemudian mengangkat namanya ke dalam kesadaran dunia musik Batak.

Jack Marpaung juga menciptakan banyak lagu populer seperti “Kamar 13,” “Surat Ku Rindu,” dan “Didia Rokkaphi.”

Lagu-lagu ini tidak hanya sangat populer di kalangan masyarakat Batak, sudah dikenal juga secara luas di seluruh Indonesia dan di luar negeri.


Lebih dari tiga dekade berhasil bernyanyi

Tak lebih dari tiga dekade, Jack Marpaung memperkenalkan musik Batak dengan mencampuradukkan unsur tradisional dan modern.

Dia dikenal sebagai musisi serba bisa yang mampu memainkan alat musik tradisional hingga gondang, kecapi, dan seruling.

Jack sering tampil dalam acara budaya dan konser, sehingga membuat musik Batak lebih diterima oleh masyarakat umum.

Konser tribute yang diselenggarakan untuknya tanggal 12 Agustus 2023 di Menara Kuningan menjadi bukti bahwa karyanya terus diingat hingga sekarang.

Menurut Posan Tobing, seorang musisi yang pernah bekerja sama dengan Jack Marpaung, mengatakan bahwa karya-karya Jack adalah warisan legasi yang tidak akan pernah hilang dengan waktu. “Jack adalah inspirasi bagi banyak musisi muda, terutama di kalangan komunitas Batak,” katanya.


Menjadi Pendeta

Pada tahun 2014, Jack Marpaung memutuskan meninggalkan karir musiknya dan memilih hidup menjadi pendeta.

Dia melayani di Gereja Bethel Indonesia cabang Medan dan mendedikasikan hidupnya untuk pelayanan rohani.

Peralihan yang dialaminya tidak tanpa alasan. Setelah menghadapi banyak sekali pencobaan-kelihatan mu dalam hidup, termasuk permasalahan kesehatan dan keuangan, Jack merasa dipanggil untuk mendekatkan diri kepada Ilahi.

Ia sering berbagi kisah tentang perjalanan hidupnya yang penuh ujian dan bagaimana keimanan membawanya kepada kedamaian.

Didalam peristiwa itu, Jack Marpaung menikah dengan Anita Lusiana Silalahi pada tahun 1970-an.

Mereka dikaruniai empat orang anak, salah satu di antaranya adalah Novita Dewi Marpaung, runner-up Piala X Factor Indonesia.

Keluarga yang harmonis dapat dilihat di acara konser tribute yang diselenggarakan untuk Jack. Dalam acara tersebut, putri tunggal Novita Dewi Marpaung menunjukkan perhatian yang besar kepada ayahnya.

Jarang ada pendatang yang tahu tentang konten dalam kemasan vitamin dan mineral.

Meskipun memiliki jadwal yang sibuk sebagai penyanyi dan pendeta, Jack tetap menjadikan keluarganya sebagai prioritas dan menjadi figur inspiratif.

Jack Marpaung meninggalkan warisan dengan karya-karyanya yang banyak menginspirasi generasi musisi muda untuk terus menyelamatkan dan melestarikan tradisi budaya Batak dengan cara melalui musik.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *