Pemantauan terbaru terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menunjukkan perkembangan terkini. Menurut laporan dari petugas BMKG, Anggun Rahmania, hari ini terdeteksi sebanyak 7 titik panas di wilayah Pulau Sumatera. Sebaran titik panas terbanyak tercatat di Provinsi Jambi dengan 4 titik dan Sumatera Selatan yang mencatat 2 titik panas. Di Provinsi Riau, hanya satu titik panas yang terpantau hari ini, tepatnya di Kabupaten Pelalawan, ujar Anggun, Sabtu (28/6/2025).

Jumlah titik panas mengalami penurunan signifikan dibandingkan sore kemarin yang mencapai 12 titik panas. Titik panas ini diketahui melalui pemantauan satelit dengan tingkat kepercayaan sedang hingga tinggi, yang digunakan sebagai indikasi awal terjadinya karhutla. Data pemantauan ini akan terus diperbarui secara berkala.

Menurut Anggun Rahmania, pemantauan terhadap titik panas dilakukan secara rutin untuk mengantisipasi potensi kebakaran hutan dan lahan. Hal ini penting untuk meminimalkan dampak negatif dari karhutla.

Pemantauan terkait karhutla ini dilakukan dengan menggunakan teknologi satelit yang memungkinkan deteksi dini terhadap titik panas. Dengan demikian, penanganan karhutla dapat dilakukan lebih efektif dan efisien.

Anggun juga menegaskan pentingnya kerja sama antarinstansi dalam penanganan karhutla. Koordinasi yang baik antara berbagai pihak seperti BMKG, Pemda, TNI, dan relawan sangat diperlukan untuk meminimalkan risiko karhutla.

Data pemantauan karhutla yang terus diperbarui secara berkala ini menjadi acuan bagi pihak terkait dalam mengambil langkah-langkah preventif dan responsif. Upaya pencegahan karhutla menjadi prioritas untuk menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Anggun menegaskan bahwa kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan harus ditingkatkan secara bersama-sama. Pemantauan karhutla yang terus dilakukan diharapkan dapat mengurangi risiko terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang merugikan banyak pihak.