Pemerintah Kabupaten Bengkalis melalui Dinas Ketahanan Pangan telah menggelar rapat koordinasi lintas sektor untuk memastikan kelancaran distribusi bahan pangan menjelang pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-43 tingkat Provinsi Riau. Rapat tersebut berlangsung pada Kamis, 12 Juni 2025 di Aula Dinas Ketahanan Pangan dan dipimpin oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan Susy Hartati.

Rapat koordinasi tersebut dihadiri oleh perwakilan sejumlah OPD terkait, termasuk Dinas Perhubungan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Bappeda, hingga vendor dan distributor pangan. Salah satu hasil utama dari rapat tersebut adalah keputusan untuk memberikan prioritas kepada kendaraan pengangkut bahan pangan, khususnya sayuran, dalam jadwal penyeberangan Roro baik di pelabuhan Sei Selari maupun Air Putih.

Langkah ini diambil sebagai upaya antisipatif menghadapi potensi lonjakan kebutuhan pangan selama pelaksanaan MTQ. Untuk mendukung operasional, disiapkan lima armada kapal Roro, di mana tiga armada digunakan untuk penyebrangan reguler dan dua unit lainnya khusus untuk pejalan kaki. Selain itu, satu kapal akan disediakan khusus untuk Forkopimda Riau pada hari pelaksanaan kegiatan.

Kendaraan angkutan pangan tetap diwajibkan mengikuti aturan tonase maksimal 8 ton sesuai Perbup Bengkalis Tahun 2011. Larangan modifikasi kendaraan juga ditegaskan guna menghindari pelanggaran ODOL (Over Dimension Over Load). Dinas Ketahanan Pangan juga menekankan pentingnya sosialisasi intensif kepada masyarakat melalui berbagai media untuk mendukung implementasi kebijakan distribusi pangan.

Solusi sementara yang akan diterapkan mencakup pemasangan spanduk identifikasi pada armada pengangkut sayur, penyusunan barcode kendaraan, serta pengaktifan grup komunikasi digital untuk mempermudah koordinasi lintas OPD dan pelaku distribusi. Rencana spanduk identitas kendaraan bertuliskan “Angkutan Bahan Pangan yang Mudah Busuk (Perishable Foods)” juga akan diterapkan sebagai penanda bagi kendaraan prioritas selama pelaksanaan MTQ.

Kebijakan ini diharapkan dapat menjadi awal terbentuknya sistem distribusi pangan yang adaptif, efisien, dan berkeadilan, terutama dalam menghadapi event besar seperti MTQ Provinsi Riau. Langkah-langkah tersebut diambil untuk menjaga stabilitas pasokan pangan dan memastikan kelancaran distribusi bahan pangan selama acara berlangsung.