Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Riau telah mengumumkan kegembiraan atas kelahiran bayi orangutan Sumatra di Lembaga Konservasi (LK) Kasang Kulim, Kabupaten Kampar. Bayi orangutan jantan tersebut lahir dari pasangan induk Susi (betina) dan Yongki (jantan), yang merupakan satwa titipan Balai Besar KSDA Riau. Kelahiran bayi tersebut menjadi tanda keberhasilan upaya konservasi satwa langka di Indonesia.
Bayi orang utan tersebut lahir pada Jumat, 2 Mei 2025 pukul 09.03 WIB dan diberi nama “Ade” oleh Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni. Nama tersebut diharapkan menjadi simbol harapan baru bagi kelestarian orangutan Sumatra yang saat ini terancam punah berdasarkan daftar merah IUCN. Kondisi bayi orang utan tersebut dalam keadaan sehat dan mulai menunjukkan aktivitas menyusu kepada induknya.
Supartono, Kepala Balai Besar KSDA Riau, menyatakan bahwa tim medis Balai Besar KSDA Riau telah melakukan pengecekan kesehatan bayi dan induknya pasca kelahiran. Mereka terus memantau kondisi bayi dan induk serta memberikan saran kepada pengelola dan keeper untuk memastikan nutrisi induk tetap tercukupi. Kelahiran bayi ini menambah jumlah koleksi satwa orangutan di LK Kasang Kulim dan menjadi bukti keberhasilan program pengembangbiakan yang terkontrol di dalam lembaga konservasi.
Direktur Jenderal KSDAE, Satyawan Pudyatmoko, memberikan apresiasi atas kelahiran bayi orangutan ini. Dia menyatakan bahwa kelahiran bayi orangutan dalam lembaga konservasi merupakan indikator positif bahwa pengelolaan, perawatan, dan pemenuhan standar konservasi telah dijalankan dengan baik. Kelahiran bayi orangutan Sumatra ini diharapkan dapat menjadi dorongan bagi upaya pelestarian satwa langka di Indonesia.