Gubernur Riau (Gubri) Abdul Wahid menanggapi kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di PT Sambu Grup, perusahaan pengolahan kelapa terbesar di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil). Penurunan produksi kelapa secara drastis menjadi penyebab utama persoalan ini. Penurunan jumlah produksi kelapa mencapai 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Abdul Wahid menegaskan bahwa kondisi “trek” atau masa tidak berbuah yang dialami oleh tanaman kelapa tahun ini cukup parah. Di Indragiri Hilir, produksi kelapa menurun hingga 50 persen dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Fenomena cuaca ekstrem seperti El Nino turut memperparah kondisi ini, disamping faktor usia tanaman yang sudah tua dan rusaknya lahan akibat instrusi air laut.

Pihak Gubernur telah melakukan koordinasi dengan Dinas Perkebunan Provinsi Riau dan instansi terkait untuk mencari solusi jangka pendek maupun jangka panjang. Program peremajaan tanaman kelapa menjadi prioritas penanganan. Gubernur juga menyoroti sisi ketenagakerjaan, menegaskan agar PT Sambu menjaga keberlangsungan operasional perusahaan agar tidak berdampak besar pada karyawan dan ekonomi lokal.

Abdul Wahid berharap perusahaan bisa bertahan di tengah kondisi ini, sembari pemerintah berupaya mengatasi permasalahan di tingkat hulu. Gubernur meminta PT Sambu untuk tetap beroperasi supaya tidak ada pemutusan kerja. Keberlangsungan operasional perusahaan diharapkan dapat dipertahankan meskipun produksi sedang menurun.