Indonesia menjadi kekuatan baru dan memasuki era keemasan di industri film global. Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan hal itu dalam pidatonya di Hong Kong FILMART 2025, ajang pasar film terbesar di Asia. Dengan tema Boosting Connection: Indonesia’s BioCultural Diversity Fuels Creative Global Partnerships, ia menyoroti pertumbuhan pesat industri film nasional dan peluang besar untuk ekspansi internasional.

Menurut Fadli Zon, tahun 2024 film nasional menarik lebih dari 81 juta penonton, melampaui jumlah penonton film asing di bioskop Indonesia. Ini merupakan bukti bahwa industri film Indonesia semakin kuat. Produksi film juga meningkat pesat dengan lebih dari 200 film Indonesia dirilis sepanjang tahun 2024, menunjukkan tingginya minat masyarakat dan optimisme pelaku industri.

Fadli Zon juga menyampaikan bahwa film Indonesia tidak hanya laris di dalam negeri, tetapi juga mulai diakui di luar negeri. Dua tahun terakhir, 36 film Indonesia diputar di festival-festival bergengsi seperti Venice, Berlinale, Tokyo, Rotterdam, dan Busan. Pemerintah berkomitmen untuk memperkuat ekosistem perfilman dengan membuka peluang investasi dan kerja sama internasional.

Kolaborasi lintas negara menjadi kunci penting dalam pengembangan industri film Indonesia. Fadli Zon menekankan pentingnya berkolaborasi dengan powerhouse perfilman Asia seperti Korea Selatan, India, dan Hong Kong untuk mengembangkan industri film Indonesia secara bersama-sama. Sebagai langkah strategis, Paviliun Indonesia hadir di Hong Kong FILMART 2025, memberikan kesempatan bagi sineas dan rumah produksi nasional untuk memperkenalkan proyek mereka ke pasar internasional.

Indonesia memiliki pasar besar, talenta kreatif, dan regulasi yang semakin mendukung industri film. Fadli Zon optimis dengan masa depan perfilman Indonesia, menyatakan bahwa saatnya film Indonesia tidak hanya dikenal, tapi juga berperan besar di panggung dunia. Dengan demikian, Indonesia siap menjadi mitra strategis dalam industri film global.