Hujan deras yang terus mengguyur Kabupaten Limapuluh Kota sejak Rabu, 26 Februari hingga hari ini telah menyebabkan berbagai bencana alam, termasuk longsor dan banjir di beberapa lokasi. Dampak paling parah terjadi di Jalan Nasional Sumbar-Riau, tepatnya di Nagari Koto Alam, Kelok 17, dimana material longsor menutupi badan jalan dan menyebabkan lumpuhnya arus lalu lintas antarprovinsi.
Juru Bicara BPBD Sumbar, Ilham Wahab, mengatakan, “Kami mendapat laporan dari warga bahwa longsor menutupi badan jalan di Kelok 17, sehingga kendaraan tidak bisa melintas. Saat ini, tim BPBD sudah berkoordinasi dengan pemerintah nagari dan pihak terkait untuk menangani situasi ini.”
Selain longsor, hujan deras juga menyebabkan naiknya debit Sungai Batang Manggilang. BPBD telah menginstruksikan pemerintah nagari setempat untuk siaga dan menyiapkan langkah evakuasi mandiri jika kondisi memburuk. “Debit air terus meningkat, dan kami mengimbau masyarakat di sekitar aliran sungai untuk tetap waspada serta bersiap melakukan evakuasi mandiri jika diperlukan,” jelas Ilham.
Di Kecamatan Harau, luapan Sungai Batang Sinipan merendam pemukiman di Jorong Aia Putiah, Nagari Sarilamak. Sementara di Kecamatan Kapur IX, Sungai Batang Kapur Kociak meluap, mengakibatkan Jalan Lubuak Alai di Nagari Koto Lamo tidak bisa dilewati. BPBD Kabupaten Limapuluh Kota bersama lintas sektoral terus melakukan upaya tanggap darurat, termasuk berkoordinasi dengan pemerintahan nagari dan dinas terkait.
“Hingga saat ini, cuaca di wilayah hulu masih berpotensi hujan, sehingga BPBD meminta masyarakat tetap siaga terhadap kemungkinan banjir susulan dan pergerakan tanah yang dapat memperburuk longsor,” tambah Ilham. BPBD Kabupaten Limapuluh Kota terus memantau perkembangan situasi dan akan segera mengambil langkah-langkah penanganan lebih lanjut bersama tim gabungan.