Bagian tropis di perairan selatan Jawa Timur hingga Bali potensi memicu hujan ekstrem dan angin kencang mulai hari ini, Jumat, 17 Januari 2025. Terdapat dua bongolan yang berada di dekat pesisir Port Hedland, Australia, yaitu 90S dan 91S.
pada Jumat malam.
Menurut Erma, hujan deras hingga ekstrem yang ditimbulkan oleh siklon tersebut bersifat persisten atau tetap berlangsung. Badai itu, katanya, merupakan sistem hujan berpola garis memanjang dengan sistem yang mendekati stasioner atau tetap sama terhadap waktu, biasa disebut “tropical train” (terjemahan kitab teknik cicada).
Badai yang terpusat di daratan diprediksi semakin intensif pada hari ini, utamanya di pesisir utara Jawa, membentang dari Jakarta hingga Surabaya. Meski bergerak menjauhi Indonesia, Erma menyebutkan bahwa siklon tropis yang telah terbentuk tidak akan mendarat di Australia.
“Melainkan menuju ke laut di barat Australia,” kata Erma. Pada saat yang sama, wilayah itu mengalami anomali peningkatan suhu permukaan laut sekitar 4 derajat Celcius.
Vektor itu belum meluruh di Kalimantan bagian barat dan selatan, maupun di wilayah Sumatera dekat Selat Malaka. Rentang waktu diperkirakan 2-3 hari ke depannya vektor itu dapat membentuk lagi.
Suhu permukaan laut di wilayah utara Laut Cina Selatan, atau di dekat pantai Vietnam, mengembangkan pusat tekanan tinggi. Angin dari utara ini juga diperkirakan memperkuat vorteks di dekat Kalimantan Barat. Pusat tekanan rendah hari ini juga terbentuk di wilayah itu,” kata Erma.
Dinamika badai vorteks dan kemunculan awan siklon berpotensi meningkatkan intensitas hujan di wilayah Indonesia pada paruh akhir hingga akhir Januari 2025. Ini menunjukkan bahwa musim badai belum ada penutupannya.
Pilihan Editor: