Warga Jalan Badak Ujung, Kelurahan Tuah Negeri, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, mengeluhkan dampak buruk yang diduga berasal dari limbah Fly Ash Bottom Ash (FABA) milik Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tenayan. FABA merupakan limbah sisa pembakaran batu bara dari PLTU. Warga menduga limbah tersebut telah menumpuk seperti gunungan dan mencemari lingkungan sekitar. Pada musim hujan, air membawa limbah ini ke area perkebunan dan pemukiman warga yang berada di dataran lebih rendah.

Thamril, salah seorang warga terdampak, mengungkapkan, “Kalau musim hujan, limbah ini turun ke bawah, ke kebun dan rumah warga. Tanaman seperti kelapa, karet, dan sawit jadi mati. Bahkan usaha batu bata saya sekarang sudah dua tahun tidak bisa jalan.” Thamril yang menggantungkan hidup dari produksi batu bata, mengaku telah merugi hingga puluhan juta rupiah.

Limbah FABA juga disebut berbahaya secara fisik. Saat terkena air hujan, FABA menjadi licin dan bahkan terasa panas, yang berpotensi membahayakan keselamatan masyarakat. Warga juga mengaitkan banjir yang kerap melanda kawasan tersebut dengan tumpukan FABA. Meski tidak menuntut ganti rugi berlebihan, warga meminta adanya perhatian dari pihak terkait untuk melakukan pemulihan lingkungan.

Thamril berharap, “Kami tidak menuntut banyak. Yang penting ada pemulihan lingkungan, ganti rugi atas kerusakan yang dialami warga, dan kalau bisa dibuatkan tanggul agar limbah ini tidak terus mengalir ke rumah kami.” Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak PLTU Tenayan maupun instansi terkait. Warga berharap pemerintah segera turun tangan agar permasalahan ini tidak semakin memburuk.