Hamas bebas dua warga Israil yang dipenjara di Gaza, sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang efektif berlaku Minggu (19/1/2025). Rencana Hamas untuk sementara bebas 33 orang dalam tahap pertama gencatan senjata.
Pada saat yang bersamaan, Israel memulai pembebasan massa dengan melepaskan 90 warga Palestina pada hari pertama gencatan senjata. Mereka yang dibebaskan termasuk perempuan dan remaja.
Pada hari pembebasan, ketiga warga Israel, yaitu Romi Gonen, Emily Damari, dan Doron Steinbrecher, menerima hadiah dari Hamas. Mereka juga diberi “sertifikat pembebasan” untuk mengenang masa penahanan mereka di Jalur Gaza.
Dalam video yang dirilis Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, tadi Minggu, tampak ketiga warga Israel itu mengenakan tas yang diberi oleh-oleh organisasi tersebut, yang memakai lambang Al-Qassam di atasnya. Ketiganya pun berpose tersenyum sebelum tas itu diserahkan kepada petugas Palang Merah.
Media-media Israel melaporkan bahwa tas tersebut berisi peta Jalur Gaza, aksesi foto mereka dijaminkan, serta sertifikat. Sertifikat yang diberikan Hamas berisi tulisan dan keterangan “pembebasan”.
Otoritas Israel menayangkan video pembebasan di layar tancap di tengah pusat kota Tel Aviv. Ribuan warga Israel yang mengumpul berkumpul bersorak saat melihat ketiga orang itu telah dibebaskan.
Pemerintah Israel kemudian merilis video mereka saat bertemu kembali dengan keluarga selepas ditahan sejak Oktober 2023.
Sementara di barat wilayah, ribuan warga Palestina menyambut gembira puluhan orang yang dibebaskan dari Penjara Ofer, tidak jauh dari Ramallah. Warga Palestina meletakkan kembang api dan meneriakkan takbir ketika bus yang membawa para perempuan dan remaja warga Palestina yang ditahan Israel, tiba di Ramallah.
Salah satu penghuni asal dari Palestina yang mendapat kembali kebebasannya, Khalida Jarrar, mengakui perasaannya yang campur aduk selesai ditahan Israel sejak tahun 2023. Jarrar adalah seorang anggota Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina (PFLP) yang mempunyai aliran komunis.
Jarrar mengucapkan rasa syukurnya atas kebebasannya, namun juga menyampaikan kesedihannya atas banyak korban jiwa warga Palestina yang terkorban karena tindakan Israel.
.
Menurut Komisi Tawanan Otoritas Palestina, saat ini terdapat 10.400 orang Palestina yang dipenjara di Israel. Angka ini tidak termasuk mereka yang ditangkap selama serangan ke Gaza pada Oktober 2023 hingga Januari 2024.
Dari 10.400 warga Palestina yang ditahan Israel, 320 adalah anak-anak, 88 adalah perempuan, dan 3.376 adalah tahanan administratif. Tahanan administratif adalah mereka yang ditahann tanpa dakwaan dan proses pengadilan.