Kuantan Singingi merupakan daerah yang dikenal dengan keberadaan perkebunan kelapa sawit yang luas dan memberikan kontribusi besar bagi perekonomian daerah. Namun, di balik kemegahan ladang sawit tersebut, terdapat ironi yang telah berlangsung selama puluhan tahun, yakni Kuansing masih terjebak dalam perangkap hulu. Hal ini disampaikan oleh Hendrianto, yang menyatakan bahwa Kuansing perlu keluar dari zona nyaman dan menjadikan hilirisasi industri kelapa sawit sebagai prioritas.
Pentingnya hilirisasi industri kelapa sawit bukanlah sekadar retorika, melainkan sebuah kebutuhan mendesak. Hal ini disebabkan oleh nilai tambah yang fantastis yang dapat dihasilkan dari proses hilirisasi. Selama ini, keuntungan dari pengolahan CPO dinikmati oleh pabrik di luar Kuansing, sehingga hilirisasi menjadi langkah untuk merebut kembali nilai ekonomi tersebut.
Selain itu, pembangunan pabrik pengolahan juga dapat menciptakan lapangan kerja baru yang dibutuhkan oleh masyarakat setempat. Hal ini diharapkan dapat mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat Kuansing secara signifikan, serta memberikan stabilitas ekonomi daerah.
Meskipun terdapat tantangan besar seperti investasi modal yang besar, teknologi canggih, dan pengembangan sumber daya manusia, namun Kuansing memiliki potensi besar untuk berhasil dalam hilirisasi industri kelapa sawit. Pemerintah daerah, investor, akademisi, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan merumuskan strategi yang jelas.
Dalam konteks ini, Kuansing diharapkan dapat melompat dari peran sebagai penyuplai bahan baku menjadi pemain utama di industri hilir kelapa sawit. Langkah strategis ini diharapkan dapat membawa Kuansing menuju masa depan ekonomi yang lebih cerah dan makmur. Hal ini bukan lagi pilihan, melainkan sebuah keharusan untuk menjadikan hilirisasi sebagai agenda strategis yang harus segera diwujudkan.