Wakil Gubernur Riau SF Hariyanto membantah informasi simpang siur terkait defisit anggaran dan tunda bayar yang beredar di masyarakat. Menurutnya, informasi yang tidak akurat perlu diluruskan agar tidak menyesatkan masyarakat.
Defisit anggaran Pemprov Riau sebesar Rp132 miliar, bukan Rp2,2 triliun seperti yang disebutkan dalam informasi yang beredar. Hal ini dijelaskan SF Hariyanto saat melakukan safari ramadan di Kampar pada Jumat (21/5/2025) malam.
Menurut SF Hariyanto, defisit anggaran terjadi karena realisasi pendapatan yang hanya mencapai 85,42 persen dari target yang ditetapkan. Selain itu, faktor lainnya adalah realisasi angka Participating Interest (PI) Blok Rokan yang jauh dari target yang direncanakan.
SF Hariyanto menegaskan bahwa solusi terkait defisit anggaran Pemprov Riau adalah dengan melakukan efisiensi anggaran, termasuk pemotongan anggaran perjalanan dinas dan anggaran yang tidak efektif. Total pemotongan anggaran mencapai Rp386 miliar.
Selain itu, saving anggaran juga berasal dari penganggaran gaji PPPK dan CPNS yang dianggarkan untuk bulan Januari-Desember 2025. Dengan pengangkatan CPNS di bulan Juni dan PPPK di bulan Oktober, terdapat tambahan saving anggaran sebesar Rp419 miliar.
Untuk solusi tunda bayar sebesar Rp916 miliar, telah diselesaikan dengan pergeseran anggaran kegiatan tahun 2025 kepada OPD terkait di lingkungan Pemprov Riau. SF Hariyanto memastikan bahwa pergeseran anggaran tersebut sudah clear dan tidak ada masalah.
Terkait permasalahan tunda salur, anggaran tahun 2025 sebesar Rp1,2 triliun telah dianggarkan untuk menyelesaikan tunda salur tahun 2024 ke Kabupaten/Kota. SF Hariyanto telah berkoordinasi dengan Gubernur Abdul Wahid untuk menindaklanjuti persoalan tersebut dalam rapat bersama TAPD Pemprov Riau.
SF Hariyanto menekankan pentingnya penyampaian data yang valid dan lengkap agar tidak menimbulkan informasi yang simpang siur dan kegaduhan di publik. Dia memastikan bahwa defisit anggaran Pemprov Riau hanya sebesar Rp132 miliar.