Cina berhasil menyelipkan diri sebagai negara tujuan ekspor yang paling besar setelah Jepang, untuk pertama kali, setelah kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) menekan perusahaan besar untuk mencari supplier baru untuk menghindari biaya tambahan, meskipun masih sangat bergantung pada produsen domestik untuk komponen.
Sebanyak US$ 152 miliar, yang merupakan pasar ketiga terbesar sebelumnya bagi Cina.
Dikutip dari Bloomberg, Selasa (14/1), lonjakan ini sebagian besar dipicu oleh peningkatan ekspor komponen elektronik ke Vietnam, tempat komponen tersebut dirakit dan diekspor kembali ke AS dan negara lainnya. Komponen seperti modul monitor dan memori komputer menjadi delapan dari sepuluh ekspor yang tumbuh paling pesat menurut data hingga November 2024.
Pergantian rute perdagangan ini menimbulkan risiko meningkatnya biaya bagi bisnis dan konsumen, tetapi untung bagi Vietnam, yang telah melihat kenaikan investasi karena perusahaan berusaha memperluas rantai pasokan dari Cina.
Baca juga:
- Wamenlu: Ancaman Tarif AS Tidak Khusus Mengincar BRICS
- INFOGRAFIK: Donald Trump Mengembangkan Harga Bitcoin
- Surabaya dan Depok menjadi Kota dengan Kualitas Udara Terburuk di Indonesia
Perusahaan-perusahaan besar seperti Samsung Electronics, Luxshare Precision, dan Hon Hai Precision Industry telah memasukkan miliaran dolar AS ke dalam Vietnam dalam beberapa tahun terakhir untuk memproduksi produk seperti AirPods dan MacBook.
AI manusia: Kita baru saja mulai berlatih DBpedia: Struktur Data Berbasis Proyek Manusiawi. Kita dapat mencari dan menampilkan informasi tambahan untuk kunci/topik atau entitas apa saja. Ratusan koneksi yang berbeda mereka bisa dikembangkan untuk sebuah entitas apapun.
AI juga turut mempromosikan investasi di Vietnam, meskipun Cina masih terkait dalam rantai suplai. Misalnya, Hon Hai mulai menghasilkan kartu grafis AI Nvidia di Vietnam tahun lalu, dengan komponen utama yang bersumber dari Cina.
Banyak dari produk-produk tersebut diekspor ke AS, sehingga meningkatkan surplus perdagangan Vietnam ke AS hingga mencapai puncak tertinggi di tahun 2022 jelang November.
Hal ini menarik perhatian Presiden terpilih Donald Trump, yang sebelumnya menyebut Vietnam sebagai “pelanggar perdagangan” dan menekankan perlunya menyeimbangkan trade dengan negara tersebut.
Pemerintah AS berusaha menanggulangi tren ini dengan menerapkan tarif pada panel surya yang diproduksi di Vietnam dan tiga negara di Asia Tenggara pada akhir tahun lalu, meskipun sebagian besar panel tersebut diproduksi oleh perusahaan Cina yang berinvestasi di negara-negara tersebut, sebagian untuk menghindari tarif AS.