Pekanbaru | SERANTAUMEDIA – Kondisi kebakaran di Provinsi Riau mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan setelah beberapa waktu dilanda Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang meluas. Hingga Minggu (16/2/2025), dari tujuh daerah yang sebelumnya terpantau mengalami Karhutla, tiga daerah masih dalam proses pendinginan.
Menurut keterangan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, M. Edy Afrizal, wilayah yang masih mengalami kebakaran adalah Dumai, Bengkalis, dan Pelalawan. “Di Dumai, Bengkalis, dan Pelalawan masih dalam proses pendinginan. Daerah lain sudah padam semuanya,” ujar M. Edy Afrizal.
Meski kebakaran sebagian besar telah berhasil dipadamkan, BPBD Riau tetap mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada, mengingat perubahan cuaca yang semakin mendekati musim kemarau. M Edy Afrizal menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi kebakaran yang dapat dipicu oleh aktivitas manusia, terutama dalam hal pembukaan lahan.
“Kami mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar, karena hal tersebut bisa menjadi salah satu pemicu Karhutla,” tambahnya. Pihak BPBD juga mengingatkan masyarakat untuk tidak sembarangan membuang puntung rokok yang masih menyala, terutama di area kebun, tanah kosong, atau hutan.
“Puntung rokok yang dibuang sembarangan bisa menyulut api yang membesar, apalagi jika kondisi lahan kering,” kata Afrizal. Selain itu, aktivitas lain seperti membuat api unggun atau membakar ikan di alam terbuka juga harus dilakukan dengan sangat hati-hati.
“Kami juga mengingatkan para pemancing atau mereka yang hobi membuat api unggun agar memastikan api benar-benar padam sebelum meninggalkan lokasi. Jangan ditinggal begitu saja, karena itu bisa memicu kebakaran,” tegas Afrizal. Dengan cuaca yang semakin kering dan musim kemarau yang hampir tiba, masyarakat diharapkan semakin sadar akan potensi bahaya kebakaran.
BPBD Riau terus berupaya untuk meningkatkan kesadaran melalui berbagai himbauan dan edukasi terkait bahaya Karhutla. Tindakan pencegahan yang dilakukan oleh warga, seperti tidak membuka lahan dengan cara membakar dan memastikan api benar-benar padam setelah digunakan, diharapkan dapat membantu mengurangi risiko kebakaran yang dapat merusak ekosistem serta menambah beban bagi upaya pemadaman. Sementara itu, BPBD Riau terus memantau kondisi karhutla dan melakukan pemadaman di daerah yang masih berpotensi terjadi kebakaran.
Di samping itu, pihak berwenang juga berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menanggulangi kebakaran yang seringkali melibatkan kebun sawit dan lahan gambut.