Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) merayakan milad ke-17 dengan menggelar acara Bincang Tauhid Negara Serumpun yang bertajuk “The Concept of Tauhid in the Digital Era: Relevance and Integrative Studies”. Acara ini berlangsung di Gedung Daerah Balai Serindit pada Jum’at malam, 27 Juni 2025, dan dihadiri oleh para cendekiawan muslim dari Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Forum ini menjadi wadah pertemuan ide antar negara serumpun yang membahas bagaimana nilai-nilai tauhid dapat dipahami dan disampaikan secara lebih kontekstual, terutama di tengah arus informasi yang cepat dan tantangan pemikiran generasi digital saat ini.

Rektor UMRI, Saidul Amin, menyampaikan bahwa tema tauhid dipilih karena nilai-nilai dasar ini perlu disampaikan kepada generasi muda dengan pendekatan yang relevan dan sesuai dengan dunia mereka yang terus berubah.

Menurut Saidul Amin, penyampaian tauhid kepada generasi muda merupakan tantangan yang kompleks. Ia membagikan pengalamannya saat berdialog dengan seorang cendekiawan muslim di Auckland, Selandia Baru, yang menunjukkan bahwa pendekatan tradisional terhadap tauhid kurang efektif bagi generasi muda di barat.

Dari dialog tersebut, Saidul Amin menyadari bahwa generasi muda lebih tertarik pada tauhid ketika dikaitkan dengan ilmu pengetahuan dan aspek rasionalitas, bukan hanya aspek teologis semata.

Inspirasi dari dialog tersebut mendorong UMRI untuk mengangkat tema serupa dalam forum lintas negara ini, dengan harapan membuka ruang pemikiran baru dan memicu diskusi yang lebih hidup mengenai ketauhidan.

Acara diskusi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman baru tentang tauhid, yang tidak hanya bersifat teologis tetapi juga melibatkan aspek keilmuan dan sosial budaya. Dengan demikian, UMRI berkomitmen untuk terus memperkaya dan merangsang diskusi mengenai tauhid di era digital.