Sebanyak 22.817 guru di wilayah Riau telah menerima Tunjangan Profesi Guru (TPG) dengan total nilai mencapai Rp278,26 miliar hingga 30 April 2025. Data ini baru mencakup sekitar separuh dari total pagu anggaran sebesar Rp2,13 triliun. Dengan asumsi penyaluran dilakukan merata setiap triwulan, dana yang disalurkan tiap triwulan diperkirakan sebesar Rp531,85 miliar untuk 43.611 guru penerima.
Namun, terdapat sejumlah guru yang belum menerima TPG hingga akhir April. Hal ini disebabkan oleh belum diajukannya data nama dan nomor rekening oleh Pemerintah Daerah atau ketidaksesuaian data yang telah diajukan, seperti yang dijelaskan oleh Heni Kartikawati, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Riau.
Menurut Heni Kartikawati, validitas dan kelengkapan data menjadi kunci dalam percepatan penyaluran TPG. Kendala teknis yang mempengaruhi waktu pencairan TPG menjadi faktor penting yang perlu diatasi untuk memastikan penyaluran tepat waktu.
Penelitian yang dilakukan oleh Kanwil DJPb Riau menunjukkan bahwa keterlambatan pembayaran TPG berdampak negatif terhadap motivasi mengajar guru. Analisis korelasi menunjukkan hubungan kuat antara motivasi guru dan kualitas pendidikan dengan nilai korelasi sebesar 0,75.
Dari aspek persepsi keadilan, sebanyak 40 persen dari 1.661 responden menyadari adanya perbedaan waktu pembayaran TPG antar wilayah kabupaten/kota di Riau, yang menyebabkan rasa ketidakadilan di kalangan guru, terutama antara ASN dan Non-ASN.
Faktor utama keterlambatan penyaluran TPG antara lain permasalahan sistem IT, kinerja server, dan kesalahan verifikasi rekening, seperti yang diungkapkan oleh responden dalam penelitian. Sebagai solusi, Kementerian Pendidikan membuka hotline khusus untuk mempercepat pemetaan dan verifikasi guru penerima TPG.
Kemendikdasmen juga melakukan pembaruan pada sistem aplikasi Info GTK untuk memungkinkan para guru memperbarui data mereka sendiri. Dengan keterlibatan aktif guru dalam mengelola data, pemerintah berharap proses validasi dan penyaluran TPG ke depan dapat berjalan lebih cepat dan akurat, demi meningkatkan kualitas pendidikan di daerah.