banner 728x250

Tujuh Ekor TSL Endemik Maluku Dilepasliarkan di Rumah Barunya

banner 120x600
banner 468x60

tujuh ekor satwa liar asli Maluku dirilis di bawah kaki Gunung Salahutu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, pada Senin (20/1/2025).

Kegiatan ini dilakukan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku bersama dengan Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) Aviation Fuel Terminal (AFT) Pattimura.

banner 325x300

Hewan yang dilepasliarkan terdiri dari lima ekor Nuri Bayan, satu ekor ular sanca/luluh atau kembang, dan satu ekor ular monopodial.

Semua satwa tersebut merupakan hasil perlindungan dan pengawasan terhadap tumbuhan dan satwa liar (TSL) ilegal dari beberapa tempat.

“Kami telah melepaskan kembali satwa liar ini kepadasanah alaminya setelah mereka melewati proses rehabilitasi dan pembentukan sifat liar,” kata Kepala BKSDA Maluku, Danny Pattipeilohy, dalam sambutannya pada acara itu yang berlangsung pada Jumat, 17 Januari 2025.

Tujuh ekor satwa itu diperoleh melalui pengawasan petugas Polhut BKSDA Maluku di Pelabuhan Yos Sudarso Ambon, transfer dari Kalimantan Timur, penyerahan dari Dina’s Damkar Kita Ambon, serta dari masyarakat setempat.

Sebelum dilepas ke hutan liar, mereka melalui proses rehabilitasi untuk mengembalikan nutrisi, gizi, dan sifat alam liar di Pusat Konservasi Satwa (PKS) Kepulauan Maluku.

“Di harapkan satwa-satwa ini dapat dengan mudah beradaptasi dan berkembang biak di habitat barunya sehingga berdampak pada peningkatan populasi satwa,” kata Pattipeilohy.

Dia mengatakan bahwa nuri bayan, ular sanca, dan ular mono pohon adalah beberapa jenis hewan yang penyebarannya hampir merata di seluruh Indonesia Timur, termasuk Provinsi Maluku.

Di Maluku, spesies ini banyak dijumpai di Pulau Ambon, Pulau Seram, Pulau Buru, dan Kepulauan Aru.

Pattipeilohy menekankan bahwa lokasi pengembalian liar dipilih karena kawasan hutan tersebut sangat dekat dengan hutan lindung Gunung Salahutu, yang kondisinya masih terjaga dan banyak ditumbuhi pepohonan tinggi dan rapat.

“Ini merupakan habitat yang ideal untuk keberlangsungan hidup hewan,” katanya.

Ahmad Hidayat, Manajer AFT Pertamina, menambahkan bahwa kegiatan ini adalah bentuk kepedulian dan pelestarian terhadap keanekaragaman hayati di sekitar wilayah operasi Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku, khususnya AFT Pattimura Ambon.

“Perlu diingat bahwa keberadaan keanekaragaman hayati satwa Indonesia adalah tanggung jawab kita semua sebagai manusia untuk melestarikan mereka untuk anak dan cucu kita kelak,” ujar dia.

Pelepasliaran satwa ke habitatnya ini juga diakui sebagai kontribusi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) pada poin 13 tentang Menangani Perubahan Iklim, poin 15 tentang Membela Ekosistem Daratan, dan poin 17 tentang Penguatan Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Diharapkan masyarakat juga ikut memperhatikan dan tumbuh pemahaman untuk melindungi dan menjaga habitat pada satwa liar yang juga bertindak sebagai pemerhati alam khususnya di Maluku.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *