Jajaran TNI Angkatan Laut (TNI AL) dari Pangkalan TNI AL (Lanal) Dumai berhasil menggagalkan upaya penyelundupan 19 Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal ke Malaysia dalam sebuah operasi laut dramatis di perairan Selat Malaka pada Rabu malam, 7 Mei 2025. Operasi ini dilakukan setelah tim patroli Lanal Dumai mendeteksi pergerakan speedboat mencurigakan di wilayah pesisir Teluk Lecah, Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis pada pukul 23.20 WIB.
Speedboat yang mencurigakan tersebut melarikan diri saat hendak dihentikan, namun petugas berhasil menghentikannya dengan melepaskan tembakan ke arah mesin kapal. Setelah dihentikan, ditemukan 19 calon PMI tanpa dokumen resmi yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Riau, Aceh, Lampung, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Mereka diamankan ke Lanal Dumai untuk pendataan dan pemeriksaan lebih lanjut.
Selain para korban, petugas juga berhasil mengamankan dua pelaku yang diduga sebagai tekong dan ABK, yaitu Kamsadli (29) dan Junaidi (46), keduanya berasal dari Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis. Para korban telah diserahkan ke Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Riau untuk mendapatkan perlindungan dan dipulangkan ke daerah asal.
Dalam konferensi pers, Komandan Lanal Dumai, Kolonel Laut (P) Abdul Haris mengungkapkan bahwa para korban mengaku direkrut melalui media sosial dengan iming-iming pekerjaan di Malaysia dengan biaya antara Rp4,5 juta hingga Rp11 juta kepada agen atau tekong. Petugas juga berhasil menyita sejumlah barang bukti, seperti speedboat, KTP, paspor, dan telepon seluler milik para korban.
Kolonel Abdul Haris menegaskan bahwa kasus ini merupakan tindak pidana perdagangan orang yang harus ditindak tegas. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak tergiur tawaran kerja di luar negeri tanpa jalur resmi. Para pelaku telah diserahkan ke Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Riau untuk proses hukum lebih lanjut.
Dengan pengungkapan ini, Lanal Dumai kembali menegaskan komitmennya dalam menjaga keamanan wilayah laut strategis Indonesia serta mencegah jatuhnya korban lebih banyak akibat sindikat tindak pidana perdagangan orang lintas negara.