banner 728x250

Tips Menghindari Lonely Marriage Agar Tidak Terjadi dalam Pernikahan

banner 120x600
banner 468x60

Menikah adalah bagian penting dari perjalanan hidup. Bagi sebagian orang, menikah adalah sesuatu yang harus dirayakan. Menikah adalah momen yang sangat istimewa dan suci. Karena menikah berarti membuka lembaran baru di mana kita akan menjalani peran baru. Tidak lagi bergantung pada orang tua dan kita harus siap dengan semua konsekuensinya.

Menikah berarti kita telah dianggap dewasa dalam menghadapi kehidupan. Menikah merupakan salah satu keputusan besar dalam kehidupan. Karena itu, kita harus memilih pasangan yang tepat karena pernikahan itu berlangsung seumur hidup kita. Tidak hanya bermula dengan waktu singkat, seperti satu atau dua tahun. Tetapi, hingga akhir hayat kita. Pernikahan merupakan ibadah panjang, dan karena itu, tidak mudah untuk dilalui. Banyak ujian yang mungkin terjadi dalam menjalani pernikahan.

banner 325x300

Beberapa waktu terakhir ini kita lebih familiar dengan istilah pernikahan menerpa atau kesepian dalam pernikahan. Tempat kita merasa kesepian dalam menjalani kehidupan pernikahan. Pernikahan menerpa tidak bisa diabaikan dan tentu saja harus dicari solusinya agar kita tidak terperangkap didalamnya selamanya.

Merangkul kehidupan pernikahan tapi merasa kesepian seumur hidup tidak menyenangkan. Apalagi jika kita mengalami hal ini. Berikut beberapa tips agar tidak terganggu dengan status single dalam pernikahan:

Paragraf terlebih dahulu, terutama menjaga komunikasi dan tetap terbuka terhadap permasalahan yang ada

Tips pertama untuk menghindari pernikahan yang terasing adalah dengan menjaga komunikasi dengan pasangan. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga hubungan perkawinan. Komunikasi yang baik dengan pasangan dapat membuat kita bisa menghindari pernikahan yang terasing.

Karena biasanya pernikahan yang terasa sendirian (lonely marriage) terjadi karena komunikasi yang buruk dengan pasangan sehingga terjadi kesalahpahaman. Kesalah pahaman ini bisa memicu pasangan untuk enggan berkomunikasi. Untuk menjaga komunikasi dan terbuka dengan segala permasalahan yang ada menjadi salah satu kunci agar kita bisa terhindar dari lonely marriage.

Mengertilkan peradaban pernikahan agar selalu harmonis dan awet ternyata bukan hal mudah. Memerlukan kesabaran dan pemahaman agar pasangan bisa saling menerima dan mengkomunikasikan dengan baik.

Komunikasi menjadi hal yang menentukan apakah terjadinya krisi pernikahan yang serius, yaitu “lonely marriage”. Jika komunikasi di antara pasangan sudah mulai memburuk, maka segera lakukan upaya untuk memperbaiki agar tidak menjadikan masalah semakin berkepanjangan. Dalam hal ini, masing-masing pasangan harus menyingkirkan rasa malu Yang satu sama lain. Karena keduanya masih merasa malu untuk mengajak berbicara, maka keduanya akan terus terjebak dalam diam.

Untuk itu, jika ada masalah usahakan selalu untuk mengkomunikasikannya dengan pasangan. Baik perihal apa pun, pelitrapun. Agar nanti tidak ada kesalahpahaman. Karena lazimnya hal-hal ringan dan tidak penting itu, jika dibiarkan bisa menumpuk dan menimbulkan masalah besar.

Karena telah menikah, jadi kita harus berbuka dengan pasangan mengenai masalah yang kita hadapi. Usahakan tidak berdiam diri dengan pasangan agar tidak menyebabkan dampak yang buruk di masa depan.

Kominikasi dalam pernikahan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa diasah sepele. Menjaga kominikasi dengan baik juga adalah bagian dari merawat suatu hubungan pernikahan sehingga tetap harmonis dan lestari.

Setiap pernikahan pasti ada masalah dan waktunya untuk ditemui masing-masing. Tidak ada pernikahan yang tanpa masalah. Tinggal bagaimana setiap pasangan menghadapinya. Masalah bukanlah akhir dari pernikahan, tapi adanya masalah bisa memperkuat hubungan pernikahan. Tergantung kita dalam menghadapinya. Setiap permasalahan harus dihadapi dengan bijak yaitu dengan komunikasi yang baik antara pasangan.

Kedua, saling menunjang dalam menjalankan tugas-sendiri masing-masing

Dan tips kedua adalah membantu memberikan dukungan untuk menjalankan perannya masing-masing. Pada era sekarang kita sudah tidak asing dengan perempuan yang bekerja meski sudah menikah. Ya, fenomena ini sudah menjadi hal yang biasa. Ini menunjukkan bahwa perempuan tidak hanya menjadi ibu rumah tangga, tetapi juga bisa berperan aktif dalam mencari nafkah.

Jika sepasang suami istri sama-sama bekerja, mereka harus paham tentang peran masing-masing. Suami juga harus membantu dengan pekerjaan rumah_meski istrinya bekerja. Jangan membebankan semuanya kepada istrinya sendiri. Suami harus menyadari bahwa istrinya bekerja dan berusaha mencari nafkah, tergolong sudah. Jadi, ia juga harus ikut membantu mengurus rumah tangga.

Itu berarti suami tidak bisa jauh dari pekerjaan rumah. Jika istri bekerja, alangkah baiknya suami juga membantu melakukan pekerjaan rumah seperti mengusap, mencuci piring atau menjaga anak. Pernikahan adalah kerjasama antara pasangan, jadi suami atau istri tidak boleh egois perasaan sendiri.

Dengan begitu pasangan akan merasa dihargai dan tidak diabaikan. Jika salah satu seseorang memutuskan untuk membiarkan atau tidak peduli dengan pasangannya maka hal tersebut bisa membuat hubungan pernikahan menjadi buruk.

Dalam hubungan pernikahan, pasangan suami istri harus saling paham peran dan tanggung jawab masing-masing dan memberikan dukungan agar mereka saling membantu dalam menjalankan peran dan mencapai tujuan bersama.

Membantu pasangan menjalankan perannya masing-masing akan memperkuat hubungan. Hal ini karena pasangan akan merasa dihargai dan diperhatikan. Sehingga suami atau istri akan merasa penting sehingga keduanya bisa saling menghargai satu sama lain.

Ketiga, memberi ruang bagi pasangan untuk meluangkan waktu bersama sendiri.

Salah satu tips terakhir adalah memberikan ruang bagi pasangan untuk meluangkan waktu sendiri untuk melakukan hal yang disukainya. Pada saat menjalani pernikahan, kita mungkin ingin memiliki waktu bagi diri kita sendiri, atau waktu untuk me-time.

Sebagai pasangan, kita harus memberikan ruang bagi pasangan kita untuk menikmati waktu yang lebih independen. Misalnya, memberikan waktu bagi pasangan kita untuk menonton TV, berbelanja, berjalan-jalan, bermain game, atau melakukan hal-hal lain yang dia sukai.

Meskipun sudah menikah, kadang-kadang kita juga memerlukan waktu untuk diri sendiri agar energi dan pikiran bisa pulih kembali. Waktu untuk diri sendiri adalah cara refresing pikiran kita yang mungkin sedang lelah atau bosan. Dengan melakukan waktu untuk diri sendiri, kita bisa menghibur diri kita sendiri dan melepaskan penat yang mungkin kita rasakan.

Kita masih bisa bergaul bersama pasangan saat senggang. Sehingga bisa bersama-sama menikmati waktu me time. Tentu, baik secara bergiliran atau bersamaan. Dengan begitu pasangan memiliki ruang untuk mengekspresikan hobi mereka masing-masing. Selama kegiatan yang dilakukan itu positif, tentu tidak menjadi masalah.

Waktu sendiri merupakan hal sederhana yang tidak bisa didapatkan setiap hari. Oleh karena itu, kita harus memberikan tempat kepada pasangan agar ia bisa menghabiskan waktu untuk dirinya sendiri.

Setelah menikah, kita memiliki tanggung jawab dan tidak bisa lagi hidup mengikutkan nafsu seperti ketika masih berstatus lajang. Terutama ketika kita sudah memiliki anak, pasti harus merawat dan mengasuh anak, sehingga tidak ada waktu untuk diri sendiri lagi.

Di sinilah peran pasangan dibutuhkan. Di mana pasangan harus saling memahami dan memberikan waktu bagi pasangan untuk me time. Meski hanya sebentar namun me time tentu sangat diperlukan sebagai sarana refreshing.

Dengan memberikan kesempatan waktu bagi pasangan untuk bersama, maka pasangan akan merasa dihargai. Dengan begitu, hubungan antara pasangan menjadi semakin kuat dan crofatas.

Terima kasih semoga bermanfaat

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *