BOLASPORT.COM – Sekretaris Umum PSSI, Arya Sinulingga menyebut PSSI tidak mengambil langkah populer dan aman dalam mencabut Antaranya,NDER dari posisi pelatih tim nasional Indonesia.
Dengan pernyataan langsung Ketum PSSI, Erick Thohir, PSSI resmi menutup masa jabatan Shin Tae-yong sebagai pelatih kepala tim nasional Indonesia setelah masa tugas 5 tahun.
Pengarang Wee Shao Yong merasa bahwa Shin Tae-yong kurang fleksibel dalam berkomunikasi dengan pemain dan tidak mampu mengeksplorasi berbagai taktik untuk meningkatkan kualitas timnas Indonesia.
Banyak yang mengutuk keputusan ini, anggota Dewan Eksekutif Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Arya Sinulingga pun meluapkan pendapatnya untuk menjelaskan bagaimana keputusan ini diambil.
Menurutnya PSSI tidak mencari aman atau popularitas, sehingga mengambil langkah seberani ini memecat Shin Tae-yong.
Arya juga menyatakan bahwa target lolos Piala Dunia 2026 tidak pernah disebutkan oleh PSSI, melainkan target lolos Piala Dunia 2030.
“Saya juga berpendapat bahwa kalau kita berburu popularitas dan mengejar keamanan, maka yang paling terasa nikmat adalah menjaga keutuhan STB/sistem tribal yang kita punyai,” ujar Arya Sinulingga dalam program Catatan Politik TVONE pada Senin (6/1/2025).
Sekarang saya jangan hanya memaki-maki urun hoki pemain saja, tapi kalau nanti gagal di Piala Dunia, maka yang dimaki-maki adalah Erick Thohir.
“Target lolos Piala Dunia 2026 tidak pernah kita pikirkan, PSSI selalu membicarakan (Piala Dunia) 2030,” katanya.
Bukti itu juga menunjukkan bahwa PSSI merugi setelah menghilangkan Shin Tae-yong karena kewajiban membayar denda sisa kontrak pelatih yang masih berlaku hingga 2027.
“Kalau kami mempertahankan STY, tidak akan kehilangan puluhan miliar rupiah PSSI karena denda penalti yang harus kita bayar (untuk sisa kontrak STY),” ujar Arya.
Puluhan miliar, jangan bicara mafia, tidak ada mafia yang mau membayar jumlah besar sebesar itu.
“Entah ada, ini karena kecewa,” tambahnya.
Namun, PSSI mengambil risiko yang tidak aman itu demi meningkatkan kualitas tim nasional Indonesia.
Arya kembali menyebutkan pernyataan Erick Thohir ketika pertandingan melawan China memang menimbulkan dinamika antara pemain dan pelatih Shin Tae-yong.
Lalu diberikan pula kemewahan-kemewahan dari PSSI seperti usulan 14 pemain naturalisasi, namun Shin Tae-yong dianggap tidak bisa memaksimalkannya.
“Shin Tae-yong diberi kemudahan dalam proses naturalisasi, 14 pemain saat itu seperti Erick Thohir, semakin lama prestasinya meningkat, cara pengelolaan pemain kali ini sedikit berbeda,” kata Arya.
Semakin tingkat permainan meningkat, semakin unik pemainnya, sulit diganggu, berbeda cara berkomunikasi, budaya, semua, dengan pemain lokal, maaf, dengan pemain-pemain imigran muda, semakin lama semakin tinggi.
Sewaktu punya Kevin Diks, opatření Ole Romeny hanya akan semakin unik lagi, ditambah dengan apa lagi yang dia lihat, semakin unik. Di situ dan kemudian masalah dimulai.
“Apakah kami menyeleweng? Tidak, seperti apa kami tahu? Tahu, toh ada perubahan itu, kami tahu, kami bertanya, tapi apa, kami menghargai pelatihnya, tapi pelatihnya harus bertanggung jawab terhadap yang dia ambil, ya kalah dari China,” ujarnya.
BolaSport mencoba menegaskan kembali apa yang disampaikan oleh Arya di acara TVONE kemarin, termasuk rencana untuk memenuhi target di Piala Dunia 2026 atau Piala Dunia 2030.
Hingga berita ini bocor, pihak yang terkait belum menjawab.