Seperti diketahui, sehari setelah berakhirnya gelaran Liga Champion 2024, Federasi Sepakbola Indonesia (PSSI) menyampaikan pengumuman bahwa pihaknya telah mengakhiri kerja sama dengan pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong pada Senin (6/2/2025).
Sebenarnya, kontrak pelatih asal Korea Selatan itu masih berlega hingga 2027, namun terpaksa dibatalkan di tengah jalan karena beberapa alasan.
PSSI awalnya mengatakan bahwa sosok pengganti Shin Tae-yong di Timnas Indonesia akan diumumkan pada Minggu (12 Januari 2025).
Namun benar saja pengumuman itu dipercepat lantaran adanya informati yang dikisahkan oleh spesialis transfer Fabrizio Romano terkait identitas sosok yang akan menggantikan Shin Tae-yong.
PSSI akhirnya membuat pengumuman resmi pada Rabu (8/1/2025), menyatakan dengan jelas bahwa Patrick Kluivert telah dipilih sebagai pelatih baru untuk Timnas Indonesia.
PSSI telah menetapkan Patrick Kluivert sebagai pelatih baru dari Timnas Indonesia, menurut kata-kata PSSI.
Pelatih buatan Belanda itu ditandatangani kontrak selama dua tahun, mulai dari tahun 2025 hingga 2027 dengan fasilitas perpanjangan kontrak.
Saat melatih Timnas U-16, Kluivert akan dibantu oleh sejumlah asisten pelatih dari Belanda seperti Alex Pastoor dan Denny Landzaat.
Selain itu, akan ada dua pelatih lokal Indonesia yang bertanggung jawab sebagai asisten pelatih.
Media Vietnam (Danviet.vn) menilai penunjukan Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia adalah pilihan yang tepat karena sebagian besar pemain (keturunan) di skuad Garuda berbahasa Belanda.
Selain itu, baik pelatih maupun pemain diyakini memiliki gaya berpikir sepak bola yang sama karena tumbuh dan berkembang bersama di lingkungan sepak bola maju di Belanda.
Dengan melansir para pemain asal luar negeri, Timnas Indonesia diyakini telah mengubah keseimbangan sepak bola di Asia Tenggara.
Kini, ditambah dengan kehadiran Kluivert, Danviet merasa Timnas Indonesia bakal “Harimau Berbulu”, mereka punya kekuatan maksimal yang optimis.
“Secara teoritis, hal itu sepenuhnya mungkin. Namun, harus memenuhi sejumlah syarat,” tulis Danviet dalam laporannya.
Mereka harus menyelesaikan kontradiksi mengenai penggunaan pemain asing yang berlebihan tanpa mengoptimalkan pemain lokal.
Ia lebih utama adalah Anda memiliki level pelatihan dan arahan dari pelatih.
Akan tetapi, Danviet juga mengingatkan bahwa meskipun Kluivert adalah sosok legendaris, hal tersebut tidak menjamin dirinya menjadi pelatih yang hebat.
Bahkan menjadi pelatih di Asia Tenggara, tempat yang dianggap terpencil tapi memiliki pemecah rekor yang sangat mencintai olahraga sepak bola, menyibukkan seorang pelatih dengan banyak pengetahuan dan keterampilan lain, termasuk terkait dengan budaya serta komunikasi.
Jadi bukan hanya soal kemampuan bermain sepakbola semata.
Dengan demikian, Danviet menganggap bahwa PSSI telah mengambil keputusan yang cukup berani dengan mengajak Kluivert.
“Sebenarnya, legenda ini tidak terlalu menonjol sebagai pelatih dan lebih sering berposisi sebagai asisten pelatih,” tulis laporan Danviet.
Kemiripan struktur Peyastro lengkap dengan Prokasih-ishlah dilaporkan merupakan hal yang menakutkan bagaimana Federasi Sepak Bola Indonesia telah mengambil keputusan yang cukup nekat.
Hanya karena ia seorang ‘pelaut handal, maka mereka menugaskan kepadanya untuk menjalankan tanggung jawab sebagai seorang ‘kapten’.