Juru Bicara PDI-P Guntur Romli mengatakan bahwa hasil survei Lingkungan Moneter Indonesia menunjukkan 75% penduduk puas kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Guntur mengatakan, Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) ternyata kalah dari Prabowo, dimana hanya 65 persen rakyat yang puas pada 100 hari pemerintahan Jokowi.

Guntur mengatakan, pemerintahan Prabowo perlu mempertimbangkan atau harus berhati-hati dengan rencana Jokowi.

Menurutnya, kebiasaan presiden Jokowi yang suka berperilaku spontan dapat mempengaruhi kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan Prabowo.

Guntur menilai, rakyat senang dengan Prabowo karena Ketua Umum Partai Gerindra itu sering mendengar aspirasi masyarakat.

Misalnya seperti ketika Prabowo menyampaikanutorial PPN sebesar 12 persen hanya untuk barang mewah dan memerintahkan pembongkaran pagar laut di Tangerang.

“Aku rasa publik sangat senang dengan Presiden Prabowo yang sangat dengarkan aspirasi publik, seperti misalnya tentang PPN 12 persen, juga pembongkaran pagar laut 30 km di Tangerang yang diduga terkait dengan PSN era Jokowi dan konglomerat yang dekat dengan Jokowi,” imbuh dia.

Menurut survei Litbang Kompas, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja 100 hari pemerintahan Prabowo Subianto mencapai sebesar 80,9 persen.

Bukan hanya itu, tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintahan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran juga tinggi, yaitu 89,4 persen.

Sementara itu, sebanyak 19,1% responden menyatakan tidak puas terhadap kerja pemerintah Prabowo-Gibran. Lalu, responden yang tidak yakin sebesar 10,6%.

“Sekitar 80,9 persen menyatakan sangat puas dengan kinerja Prabowo-Gibran, sedangkan tingkat kesetiaan mereka di masa depan juga tinggi, 89,4 persen,” kata Manajer Riset Litbang Kompas Ignatius Kristanto dalam menyampaikan hasil survei “Evaluasi 100 Hari Kabinet Prabowo-Gibran” secara daring, Sabtu (17/1/2025).

Pertimbangan terkait kepuasan warga seolah-olah lebih tinggi terhadap presiden baru ini, yaitu Prabowo rupanya lebih tinggi dibandingkan presiden sebelumnya, yaitu Jokowi pada tahun 2015 lalu.

“Sama-sama 100 hari pada tahun 2015, itu Pak Jokowi 65 persen, Pak Prabowo langsung 80 (persen),” tuturnya.