Konser Super Diva berhasil menghibur penonton pada 17 Januari 2025 malam di Indonesia Arena GBK. Konser itu menawarkan panggung 360 derajat yang cukup unik. Ini tentu memudahkan para penyanyi menyapa tamu di semua arah.
Bukan hal yang aneh tumbuh di benak para penyanyi Super Diva, yaitu Krisdayanti, Ruth Sahanaya, Titi DJ, Lyodra, Tiara Andini, dan Ziva Magnoya, untuk memutar-mutar tubuh mereka agar bisa melihat semua penonton. “Maaf ya kami harus melilit-liliti seperti ini, karena kami ingin melihat semua penonton,” kata Titi DJ saat berdialog dengan penonton pada konser malam itu.
Konstruksi panggung itu terdiri atas dua tingkat. Para musisi orkestra yang dipimpin oleh Erwin Gutawa berada di tengah lantai bawah. Para pemain orkesta hampir tidak terlihat oleh penonton. Lalu para artis (dibu) bisa berjalan mengitarinya di lantai bawah, dan juga bisa naik ke lantai atas.
Di atas panggung tersebut, terdapat dua monitor yang dipasang. Monitor tersebut kadang-kadang menampilkan wajah para penyanyi saat mereka berlatih di atas panggung itu. Tidak sedikit pula gambar-gambar ilustrasi yang ditampilkan di atas layar besar, sehingga penonton yang duduk di tribun hanya bisa menikmati menyaksikan performan artis kemudian mereka terlihat menyerupai manusia kecil karena wajah mereka tidak ditampilkan di atas layar dengan cukup sering
Salah satu penonton Jay Subiakto, 33 tahun, mengatakan panggung karyanya bagus dan dinamis tetapi kadang-kadang para penyanyi tidak dapat dilihat karena tertutup tiang panggung atau bagian atasnya. “Panggungnya sangat bagus dan dinamis serta memiliki konsep baru. Biasanya panggung tingkat satudu, ini menjadi sering kali penyanyinya terhalang.”
Pemirsa lain, Pristi Sukmasetya, menambahkan bahwa layar yang tidak dipasang lantas bisa menggerakkan, namun cuma ada di dua sisi saja, sedikit mengurangi pengalaman penonton untuk menikmati konser itu. Jadi, pemirsa yang duduk di sisi samping layar tentu saja tak bisa melihat layar itu. “Sehingga karena banyak tiang, dan penyanyinya bolak-balik mengelilingi panggung, jadi sepertinya membuat visibilitas kita sedikit kurang jelas, karena bintangnya tiba-tiba jadi ‘tumit.”, kata Pristi.
Penyanyi Lyodra (kanan) dan Tiara Andini tampil dalam konser Super Diva di Indonesia Arena Gelora Bung Karno, Jakarta, 17 Januari 2025. Tempo/Imam Sukamto
Pristi juga mengkritik hal lain. Enam penyanyi sering muncul bersama di panggung. Meski ia yakin bahwa para penyanyi sudah distabilisir atau diblokir, menurutnya mereka tetap mengarahkan perhatian ke satu arah saja. “Saat berenam tampil, sepertinya artisnya lebih melihat ke satu sisi saja. Dengan demikian, satu sisi mendapatkan keuntungan yang lebih banyak,” kata Pristi.
Satu lagi yang sangat menonjol adalah ketika penyanyi memasuki dan keluar dari panggung melalui dua pintu. Pada bagian peluruhan, beberapa penonton tampak khawatir apakah para penyanyi dengan kostum dan akrobatnya akan dapat naik dan turun panggung dengan aman. Ya, turun dari panggung terlihat berbahaya dari bangku penonton. Para petugas panggung akan siap menemani para penyanyi yang akan turun panggung. Dengan sabar, mereka menyambut penyanyi dan membantu mereka menuju ke dalam belakang layar dengan aman.
Pristi dan Infra mengatakan keduanya menikmati konser Super Diva yang berlangsung 2,5 jam tersebut. Mereka mengatakan kombinasi 3 penyanyi legendaris dengan 3 penyanyi baru tentu saja memberikan harmoni yang berbeda. “Ketika 3 penyanyi legendaris, 3 penyanyi baru, digabungkan, maka keseimbangan dan bunyinya bagus,” kata Infra.
Konser Super Diva Ditunda Sepenuhnya Jadi 17 Januari 2025, Bukan Karena Penjualan Tiket