Laporan Wartawan,
-Bagian KKP kembali melakukan penghancuran pagar laut yang dipasang di pantai utara Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
Tiga unit kendaraan tempur milik TNI Angkatan Laut jenis LVT-7 dikirim ke tempat yang strategis guna memotong pagar laut untuk memudahkan operasi.
Sejumlah kapal milik nelayan, termasuk kapal perahu cepat Marinir TNI AL, juga dikerahkan.
Penggunaan kapal sebagai alat utama membongkar pagar laut tersebut memliiki kebenaran, karena bahan yang digunakan untuk memagari laut puluhan kilometer itu adalah bambu berukuran besar yang memiliki panjang sekitar 7 meter.
Bambu dibenamkan ke dasar laut sampai sejauh lima meter. Ini menyisakan sekitar dua meter bambu yang tersisa di atas permukaan laut.
Di dasar laut, ukuran bambu untuk pembangunan pagar laut tersebut besar dan tidak mudah untuk diangkat dengan tangan kosong. Oleh karena itu, TNI AL meluncurkan ide untuk melepas pagar laut tersebut dengan cara menariknya menggunakan tali yang diikat pada kapal atau kendaraan tempur.
Proses itu sangat mirip dengan cara menangkap ikan dengan menggunakan teknik pukat harimau, di mana kapal nelayan menarik perangkap berbentuk kantong besar dan panjang di dasar laut.
Padahal pada saat pencabutan ini, kapal-kapal nelayan mengikat benangnya ke pagar yang terbuat dari bambu. Kemudian ditarik bersamaan dengan kapal lainnya hingga pagar bambu tersebut hancur.
Saat bambu itu telah terangkat 99 persen di atas permukaan laut, beberapa petugas siaga untuk mengeluarkan bambu yang pangkalan akar terkena daripada pengapungan sudah lepas.
Metode itulah yang akan terus dilakukan sampai pagar laut tersebut yang panjangnya 30,16 kilometer hancur.
Selanjutnya bambu panjang itu dibawa ke satu unit kapal yang kosong dan khusus dirancang untuk menampung bambu-bambu yang telah dilepaskan dari dasar laut.
Jika kapal khusus tersebut sudah tertumpuk di atas bangkai ikan, bambu-bambu langsung diantar ke tepi pantai guna disimpan sebagai bukti penyelidikan dan penyidikan oleh KKP.
“Bareng-bareng ya, satu..dua..tiga,” kata salah satu anggota TNI AL yang bertugas sebagai komando antara dua kapal saat hendak menarik pagarnya.
Petugas yang bertugas berenang di laut langsung memeriksa kondisi pagar laut, apabila pagar dari bambu sudah dapat dilepaskan dalam satu tarikan, maka kode tertentu segera diluncurkan.
“Menakjubkan, jelas…bersih,” ucap anggota TNI AL yang berenang di atas laut.
Tiga unit tank tersebut berwarna hijau kehitaman dengan tulisan “Marinir” di samping badannya. Selanjutnya, setiap tank terdapat kode numeric, yaitu 1518, 1519, dan 3058.
Selain untuk menarik pagar laut, tiga kendaraan tempur berwarna hijau gelap dengan tulisan Marinir pada sisi badannya yang setiap tank memiliki kode angka, yakni 1518, 1519, dan 3058 itu awalnya digunakan untuk mengangkut para pejabat yang tepatnya hadir di pantai yang terletak di kecamatan Teluknaga itu.
Beberapa figur yang bernama, seperti Menteri Kelautan dan Perikanan Wahyu Sakti Trenggono, Menteri Agraria dan Tata Ruang atau Badan Pertanahan Nasional Nusron Wahid, Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto, hingga Kepala Staff TNI Angkatan Laut Laksamana Muhammad Ali.
Pembongkaran pagar kali ini oleh ahlinya akan bertujuan untuk secara terstimulasi mencapai jarak sejauh 5 kilometer. Bangunan fisiknya akan dibatasi di dua lokasi berbeda, yaitu pantai Tanjung Pasir dan pantai Kronjo, Kabupaten Tangerang.
Beberapa langkah telah disiapkan sebagai langkah-langkah antisipasi adanya hambatan dalam proses pelaksanaan, seperti faktor cuaca dan gelombang laut.
Dibawah ini diberitakan sebelumnya, 1.500 personel gabungan dikerahkan untuk lanjutkan pembongkaran pagar laut di perairan utara Kabupaten Tangerang, Banten.
Ribu-an anggota yang dikirim itu terdiri dari 700 personil TNI AL, 400 personil Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, serta 400 Pasukan Katak Marinir.
Berdasarkan data yang didapat, ada sekitar 500 nelayan dari Banten yang terlibat langsung dalam kegiatan pembongkaran pagar laut.
Pembongkaran pagar laut sendiri dilakukan dengan tahapan agar lebih efektif. Tahap pertama pembongkaran dimulai dari Pantai Tanjung Pasir dan akan berakhir di pesisir Pantai Kronjo, Kabupaten Tangerang.
Pembongkaran tahap kedua tersebut melibatkan sejumlah puluhan kapal, baik dari Angkatan Laut Republik Indonesia (TNI AL), Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan nelayan. Kapal-kapal tersebut digunakan sebagai kapal pengangkut untuk objek pagar bambu tersebut.
di sini
Google News