Destinasi wisata tersebut berkembang pesat pada tahun.
Sri Mulyani melihat bahwa dinamika perekonomian global sangat tinggi pada tahun ini. Karena itu, disarankanlah olehnya, pemerintah akan berusaha menjejaki langkah-langkah pencegahan agar akibat negatifnya dari kondisi itu dapat sedikit disederhanakan.
“Saya mengatakan ini pada waktu 2024 dominasinya adalah El Nino, maka nanti mungkin 2025 karena perubahan iklim akan ada juga berbagai tantangan baru yang muncul,” tegas Sri Mulyani dalam konferensi pers di Kantor Kemenkeu, Jakarta Pusat, Senin (6/1/2025).
Bendahara negara itu mengatakan bahwa ada banyak tantangan geopolitik baru, seperti ketidakpastian kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah-pemerintah negara maju dan China.
Ia menjelaskan potensi meningkatnya ketegangan hubungan Amerika Serikat (AS) dengan Cina dan negara-negara tetangganya seperti Meksiko semakin signifikan setelah kemenangan Donald Trump. Di Eropa, krisis politik berbagai jenis telah muncul.
“Jadi, kita tengok di negara-negara G7 yang merupakan negara ekonomi terbesar, kemudian RRT [China], masih akan memberi dampak rambatan ke perekonomian seluruh dunia sehingga ini harus menjadi bagian kepedulian,” ujar dirinya.
Meskipun demikian, Sri Mulyani percaya pemerintah telah siap menghadapi tantangan tersebut karena telah memiliki pengalaman menghadapi Covid-19 dan ketidakpastian global pasca pandemi.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Suminto menambahkan bahwa pihaknya akan memastikan pembiayaan utang dilaksanakan secara hati-hati karena adanya potensi tantangan global pada 2025.
“Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2025 amounting kepada Rp85,9 triliun,” kata Suminto pada kesempatan yang sama.
yaitu mengubah utang jangka pendek menjadi utang jangka panjang.
Pengurangan ini akan berlangsung hingga 2025. Selain itu, lanjut sambungannya, RPBN 2024 telah berhasil meningkatkan tabungan sisa anggaran (SiLPA) sebesar Rp45,4 triliun untuk RPBN 2025.
atau bantalan-bantalan yang bisa kita gunakan
Sebagai informasi, ruang anggaran pemerintah seperti yang diatur dalam APBN 2025 memang sempit. Kementerian Keuangan mencatat profil hutang jatuh tempo pemerintah pada 2025 mencapai Rp800,33 triliun.
Jumlah tersebut terdiri dari jatuh tempo SBN senilai Rp 705,5 triliun dan jatuh tempo pinjaman sebesar Rp 94,83 triliun.
Untuk membayar utang bunga di tahun 2025 future target dalam sebesar Rp552,9 triliun. Akhirnya, pemerintahan Prabowo perlu bersiap-siap dengan uang dan kas dari negara sebesar Rp1.353,23 triliun untuk membayar utang pokok dan beban utang meng.bank.
Di sisi lain, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 telah menetapkan belanja pemerintahan sebesar Rp3,621,3 triliun. Dengan skema ini, hanya Rp2,268,07 triliun saja yang bisa digunakan untuk belanja karena sisa yang lain digunakan untuk menebus hutang.