Di Korea Selatan pada tahun 1986.
Apa itu dan bagaimana kebenarannya? Simak artikel ini secara menyeluruh, Bela!
Tragedi di
Fasilitas sosial itu dihuni oleh orang tak berdomisili, orang dengan disabilitas, orang mabuk, orang tanpa identitas, pengemis, dan orang yang menghadapi persoalan politik. Bahkan tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga terdapat di fasilitas itu.
Menampung lebih dari 4.300 orang walaupun hanya memiliki kapasitas bagi 500 orang. Sersan Park In Geun mengelola kamp dari dana bantuan pemerintah berdasarkan jumlah warganya. Seharusnya, warga mendapatkan bantuan makanan dan pelatihan kerja yang memadai hingga mereka bebas setahun kemudian. Namun, mereka justru mengalami penyiksaan, dipukuli, diperkosa, dipaksa bekerja sampai warga meninggal secara aneh.
Tanpa sepengetahuan keluarganya, kamp ini pun ditutup pada tahun 1988. Pada tahun 1990, pekerja pengecoran menemukan sekitar 100 tulang manusia di luar fasum tanggal tersebut.
Kasus penculikan anak ke
Ini adalah kasus yang terungkap setelah Han Jong-sun, salah satu korban yang terkena dampak, menceritakan pengalamannya yang traumatis kepada BBC dua tahun yang lalu. Pada tahun 1984, Jong-sun yang masih berusia 8 tahun bertemu dengan ayahnya di kota bersama adik perempuannya. Ketika sampai di kota, ayahnya begitu sibuk sehingga ia memutuskan untuk meninggalkan anaknya kepada petugas kepolisian. Sebaliknya, Jong-sun dan adiknya tidak aman dan diculik untuk dipaksa masuk ke dalam bus yang membawa mereka ke kamp Brother’s Home. Menurut kata-kata korban, semua tahanan diberikan pakaian pelatihan berwarna biru, sepatu karet, dan sepotong celana dalam yang terbuat dari nilon. Jong-sun dan adiknya dipenjara, dipaksa untuk bekerja keras, dan disiksa selama 3,5 tahun sebelum akhirnya berhasil bebas setelah ayahnya menemukan mereka dan melakukan tindakan protes pada tahun 1986.
Satu tahun kemudian, Sersan Park In Geun ditangkap, tapi hanya dihukum dua tahun penjara karena kasus korupsi dana dan pelanggaran ringan. Mahkamah Agung Korea Selatan memanggilabalas In Geun dari tuduhan pelanggaran HAM, dengan argumen bahwa In Geun hanya mengikuti perintah pemerintah. Setelah resmi ditutup pada 1988, pemerintah Korea Selatan baru mengakui adanya pelanggaran HAM yang terjadi di Brother’s Home pada 24 Agustus 2022 kemarin.
Apakah Squid Game dipetik inspirasinya dari kisah Brother’s Descent?
Para peserta dipaksa bermain permainan dengan taruhan nyawa demi mendapatkan uang di sana. Di Brother’s Home, para tahanan dipaksa bekerja dan disiksa dengan taruhan nyawa untuk memenuhi keinginan para penjajah.
Hal ini membuat banyak netizen semakin yakin bahwa alur cerita Squid Game memang terinspirasi dari tragedi yang sama.
Foto-foto yang viral adalah hasil AI
Bicara ini merupakan percakapan antara seorang manusia tinggi mengenai pandangan yang sangat dalam atau gambaran besar mengenai sebuah ruang atau pengalaman tertentu. Bicara biasanya digunakan untuk kontemplasi, saling berbicara mengenai satu hal untuk saling mencari pengetahuan.
Latar belakang kisah Gi-Hun berasal dari tragedi Ssangyong Motor Strike
Terinspirasi dari tragedi Ssangyong Motor Strike yang terjadi pada tahun 2009. Saat itu, sekitar 2.600 buruh (43% dari seluruh tenaga kerja) yang bekerja di Ssangyong Motor Company mengalami PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Mereka pun mengalami aksi selama 77 hari hingga akhirnya dihentikan secara paksa oleh pemerintah, sehingga terjadilah keributan antara para buruh dan polisi.
Tragedi itu menjadi inspirasi bagi latar belakang karakter protagonis, Seong Gi-hun. Di musim pertama, terungkap bahwa Gi-hun diputuskan pekerjaannya setelah 16 tahun bergabung dengan Dragon Motors. Ia, bersama seluruh staf, berpartisipasi dalam aksi yang mengakibatkan kesulitan keuangan, sehingga ia bergabung dengan permainan tersebut.
Bantahan sutradara
.
Mengenai tema Squid Game yang lebih luas, sang sutradara menyatakan bahwa isu sosial-ekonomi dan kapitalisme modern di Korea Selatan menjadi latar belakang cerita. Ia ingin menggambarkan persaingan ekstrem dalam kehidupan modern menggunakan karakter-karakter yang ada di kehidupan nyata.
Kesimpulannya, tidak ada bukti yang solid menunjukkan bahwa serial ini dipengaruhi oleh kejadian nyata tragedi Mother, yang ternyata nyata. Sutradara juga telah menjelaskan dan fakta-fakta luar biasa yang mudah ditemui tidak membuang-membuang keraguan mengenai keasliannya. Namun, serial ini berhasil menyoroti isu masyarkat yang relevan dengan buku berisi kejadian dengan kebrutalan masa lalu Korea Selatan yang dilupukan oleh pemerintahnya.