Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kota Solo, Jawa Tengah, mengekspresikan kekhawatiran atas peningkatan usia pensiun pekerja yang telah ditetapkan menjadi 59 tahun mulai tahun 2025.
Ketua SPSI Kota Solo, Wahyu Rahadi, menyatakan bahwa harapan serikat pekerja adalah agar usia pensiun tidak terus meningkat dari tahun ke tahun.
“Pengennya ya tidak naik terus. Karena hari ini teman-teman buruh di perusahaan-perusahaan masih menggunakan usia 55 dan 56 tahun,” kata Wahyu hari Kamis, 9 Januari 2024.
Menurut Pasal 15 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 45 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun, usia pensiun pertama diatur pada 56 tahun.
Pada 1 Januari 2019, batas usia pensiun meningkat menjadi 57 tahun dan akan terus meningkat setiap 3 tahun sampai mencapai 65 tahun.
Dengan demikian, pada tahun 2025, usia pensiun resmi akan menjadi 59 tahun.
Wahyu menegaskan bahwa proses menunggu untuk mendapatkan manfaat pensiun akan menjadi beban bagi para pekerja.
“Pada kaitannya dengan serikat pekerja, berarti butuh waktu lama bagi mereka untuk menikmati manfaat pensiun. Contohnya, teman-teman yang pensiun pada usia 55 tahun sekarang harus menunggu sampai usia 59 tahun,” jelasnya.
Dia juga menyoroti bahwa setiap kenaikan usia pensiun setiap tiga tahun dapat menyebabkan pekerja baru menerima bantuan di usia yang lebih tua, yaitu 60 tahun.
“Setiap 3 tahun ada kenaikan umur, sehingga teman-teman mungkin baru akan menerima [kebebasan] di usia 60 tahun,” lanjutnya.
Wahyu menambahkan bahwa selama periode menunggu, para pekerja tidak menerima bantuan dari pemerintah.
“Mereka menunggu proses waktu yang lama tidak ada bantuan sama sekali dari Pemerintah,” tegasnya.
Dia juga ingatkan bahwa jaminan pensiun tidak berfungsi dengan baik karena pekerja harus menunggu hingga usia tertentu untuk bisa mengaksesnya.
