Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI melakukan inspeksi mendadak ke dapur United Partners Catering yang menjadi salah satu penyedia konsumsi bagi 4.000 jemaah haji Indonesia dari total 221.000 jemaah tahun ini. Inspeksi dilakukan di lokasi katering, Makkah, Arab Saudi, pada Minggu (01/06/2025).

Anggota Timwas Haji DPR RI Ansory Siregar yang juga Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI dari Fraksi PKS menyampaikan bahwa kualitas makanan yang disiapkan United Partners terpantau baik dan layak dikonsumsi jemaah. Ia bahkan mencicipi langsung menu makanan tersebut. “Rasanya bagus, cita rasa Indonesia-nya terasa. Kita kasih nilai top. Nasinya fresh, ikan dan lauknya lumayan, bahkan terasa seperti makanan hotel,” ujar Ansory dalam keterangan tertulisnya, Senin (2/6/2025).

Lebih lanjut, Ansory juga menyoroti pentingnya aspek pengemasan dan kebersihan makanan. “Kita nilai dari gizinya, packing-nya, sampai kebersihannya. Dan Alhamdulillah ini salah satu yang sangat baik. Semua indikator itu kami cek,” tegasnya. Meski biaya perjalanan haji tahun ini turun, termasuk dalam komponen konsumsi, Timwas menilai kualitas makanan tetap terjaga. Biaya per porsi makanan tahun ini turun sekitar Rp4.000 sampai Rp5.000 dibanding tahun lalu.

Pemerintah Indonesia melalui Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dan BPKH telah menyiapkan sejumlah langkah menjaga kualitas konsumsi jemaah. Sebanyak 2,4 juta porsi makanan disiapkan oleh anak usaha BPKH, dan 475 ton bumbu Nusantara juga didatangkan untuk menjamin keaslian rasa masakan Indonesia. Tim monitoring dari BPJPH juga aktif mengawasi kehalalan dan keamanan makanan dari hulu ke hilir.

Dengan berbagai upaya tersebut, Timwas DPR RI menilai penyelenggaraan katering tahun ini cukup memuaskan dan tetap memenuhi standar pelayanan meski anggaran mengalami efisiensi. Ansory juga menekankan pentingnya konsistensi pelayanan katering. Timwas berencana mengecek langsung ke hotel jemaah guna memastikan makanan yang mereka terima sama seperti yang disajikan saat inspeksi. “Kita ingin pastikan, yang dikirim ke jemaah itu persis sama seperti yang kita cicipi. Kalau berbeda, berarti ada yang tidak beres dan itu harus ditindak,” tegasnya.