banner 728x250

Siasat Anak Kos Supaya Gaji Fresh Grad Tak Cuma Numpang Lewat

banner 120x600
banner 468x60

Bagi saya, menjadi anak kos sudah lazim terjadi sejak SMP. Di bangku SMA, saya sudah merasa seperti anak kos. Lalu, berlanjut saat kuliah.

Jadi, ketika saya mendapatkan pekerjaan di Jakarta dan akan kembali menjadi anak kos, saya merasa cukup percaya diri.

banner 325x300

Namun, ternyata menjadi anak kos di Jakarta dengan mengandalkan gaji fresh grad itu tidak semudah kelihatan. Perlu siasat khusus agar gaji belumlah sekadar numpang lewat.

Cuci Baju Sendiri

Saat SMA dan kuliah, biasanya baju kotor saya masukkan ke tempat laundry atau saya bawa pulang ke rumah. Di rumah, baju-baju itu akan dicuci dengan mesin cuci lalu dibawa ke peng Shaman untuk dijangkiti.

Baju yang sudah dibersihkan dan dirapikan hanyalah perlu diangkut lagi ke apartemen. Ini bisa dilakukan karena jarak antara rumah dan apartemen masih sangat dekat dan bisa ditempuh dengan menggunakan sepeda motor. Saya biasanya bolak-balik antara apartemen dan rumah setidaknya sekali seminggu sekali.

Ya, saat tinggal kos di Jakarta, memang berbeda. Karena tidak bisa pindah-pindah lagi, saya tentu harus mengurus jilbab kotor sendiri.

Awalnya saya hanya mencuci pakaian dalam dan sisanya saya serahkan ke laundry. Ternyata biaya laundry di Jakarta amat mahal. Harganya bisa 3-4 kali lebih mahal (bahkan juga) dari biaya laundry di daerah.

Saya heran sekali karena biaya untuk mencuci saja sangat mahal sekali.

Saya ingin mencuci sendiri, tetapi kos yang saya sewa tidak termasuk ruang jemur baju.

Jemur pakaian dalam saja di dalam toilet (yang sempit dan sirkulasi udaranya tidak bagus-bagus amat). Bayangkan, kan, pakaian dalam perlu kering berapa lama? Bagaimana jika pakaian dipakai untuk jemuran? Tidak ada harapan.

Buat kamu perlu tahu pelajaran pertama nasihat ini: “Cuci baju pelan-pelan biar hemat”. Untuk bisa membersihkan baju dengan nyaman, pastikan untuk memilih kos yang mempunyai area jemur.

Pakai Transportasi Umum

Pemilihan kos ternyata sangat penting untuk menyelamatkan keuangan. Bukan hanya supaya bisa mencuci baju sendiri, tetapi juga agar bisa ke mana-mana melakukan perjalanan dengan menggunakan transportasi umum.

Di Jakarta ada beberapa pilihan transportasi umum yang lebih murah daripada transportasi online. Misalnya angkot mikrotrans atau yang sering disebut juga dengan “Jaklingko”.

Rutenya ada banyak dan kita hanya perlu mengetuk kartu uang elektronik dengan biaya zero rupiah. Lalu, ada juga Transjakarta, KRL, MRT, dan LRT.

Jika kost kita berada di wilayah yang strategis, seperti jarak ke halte bus bisa ditempuh berjalan kaki, maka pengeluaran untuk transportasi ulang ke kantor dan berjalan-jalan pada akhir pekan bisa dikurangi.

Masak Nasi

Sudah menjadi pepatah yang umum kalau Jakarta adalah kota dengan harga makanan yang mahal.

Masakan murah tetap ada di sana. Namun, “murah”-nya di Jakarta dirasa tidak mudah dibandingkan dengan harga makanan biasanya di tempat saya kuliah, Solo.

Abaikan anggaran ini bisa berdampak buruk.

Untuk mengurangi pengeluaran makan yang besar, tapi tidak merepotkan (terutama di kost yang tidak ada kulkas dan dapur yang layak), kita bisa memasak nasi sendiri dan kemudian membeli lauk dan sayuran di warung seperti warteg.

Tidak harus setiap hari, karena pasti ada bosannya. Namun, dari sekian banyak waktu makan, kalau sebagian kita menggunakannya cara ini perbedaan pengeluaran untuk makan tiap bulannya pasti lumayan.

Tidak apa-apa, wanti-wanti!

Mencuci baju sendiri, naik transportasi umum, memasak nasi sendiri, dan menemukan kos yang mendukung tentu memerlukan upaya yang besar.

Tentu kita tidak perlu meributkan niat ini jika penghasilan bulanan kita besar, masih ada sponsor atau billing alias uang yang diberikan oleh orang tua, atau kita memiliki hobi yang mencenangkan.

Bayangkan saja, jika satu jam digunakan untuk mencuci pakaian, mending mapan menjemur cucian ke jasa laundry, lalu waktu bebas itu bisa digunakan untuk mencari pekerjaan sampingan yang menghasilkan uang yang jauh lebih besar daripada biaya laundry.

Tapi, jika setiap bulannya kita masih kehabisan uang dan hidup bersandiwara, maka menurut saya tidak ada alasan untuk tidak berusaha melakukan yang Anda katakan.

Dengan “usaha” itu, pengeluaran bisa ditekan, sehingga ada sebagian dari gaji yang bisa dialokasikan untuk ditabung demi mencapai berbagai tujuan.

Tentu ini tidak mudah, tetapi tujuan utamanya juga belum tercapai. Nanti akan ada saatnya kehidupan menjadi lebih baik bila kita tidak menyerah mencobanya.

Kalau Anda punya siasat lain untuk berhemat supaya gaji tidak hanya sebatas sesuai saja, boleh berbagi di kolom komentar, ya!

Terima kasih sudah membaca sampai habis.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *