– Permasalahann hierarki dan adat istiadat masyarakat Korea Selatan merupakan salah satu hal yang menarik perhatian terkait pengunduran diri Shin Tae-yong dari posisinya sebagai pelatih Timnas Indonesia.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyebut delapan kali kata “dinamika” ketika mengumumkan perpisahan dengan Shin Tae-yong di hadapan pengamat media pada Senin (6/1/2021).
“Apa yang kita lakukan hari ini untuk kebaikan Tim Nasional,” ujar Erick pada saat membuka konferensi pers untuk mengumumkan pemecatan Shin Tae-yong.
Beberapa hal yang dimaksud disebut adalah dinamika sebelum pertandingan melawan China di babak kualifikasi bulan Oktober dan juga terkait masalah komunikasi dan strategi tim.
.
“dia bekerja dengan hierarki yang cukup ketat dan komunikasi dilakukan melalui penerjemah. ‘itu sedikit menjadi masalah’
“Banyak orang Belanda yang bergabung dan bagi mereka, hiërarki itu sedikit berbeda.”
“Federasi, mereka menyimpulkan bahwa tim harus menjadi lebih utuh, dengan sedikit penekanan pada struktur piramida kekuasaan dan lebih banyak bekerja sama dan menjadi satu kesatuan,” ucap Klöck mengenai alasan PSSI menjatuhkan sanksi kepada STY.
“Tingkat tersebut ada pada level tertentu, namun sangat tergantung pada tuan manajer itu sendiri,” ujarnya melalui telekonferensi.
Beberapa manajer lebih terbuka terhadap masukan dan diskusi taktik. Namun, hal ini juga dipengaruhi oleh kualitas pemain. Misalnya, Shin Tae-yong masih sebagai pelatih Korea dan Son Heung-min datang untuk membahas taktik, apakah ia akan bereaksi dengan negatif? Menurut saya tidak.
Saat ini status Son mungkin lebih tinggi dari STY.
“Tetapi, jika STY, seorang dengan nama lengkap yang besar, yang melatih di Indonesia yang relatif negara yang lebih kecil dari Korea Selatan (dalam hal sepak bola) dan ada pemain tim nasional yang ingin bertanya tentang taktik dan menunjukkan sesuatu yang salah, maka sangat mungkin ada situasi hierarki terjadi,” ujarnya melanjutkan.
Ada kemungkinan akan terjadi situasi hierarki di mana Shin akan mengatakan, ‘saya direktur perusahaan saya, selaku direktur, sayalah yang menentukan, tidak boleh ada pertanyaan lagi’.
Situasi ini bisa terjadi, namun tentu sangat tergantung pada konteks.
Dalam masyarakat Korea Selatan, ada perbedaan yang jelas antara timbulan budaya pra-Orang-orang Hangul yang disebut dengan “Seonbi” dan yang lainnya. Mereka yang tidak melihat diri mereka sendiri sebagai ilmuwan dan melacak pikiran mereka tertuji ke dalam naluri mereka sendiri dan anggapan orang-orang bukan biasa pada usia tua.
Secara umum, kebudayaan Korea Selatan memang memiliki penekanan kuat terhadap peran senior dan junior ini.
Contoh hierarki kuat budaya Korea Selatan dapat dilihat dalam organisasi Piala Asia 2023.
Skandal melanda tim nasional Korea Selatan saat berkompetisi dalam Piala Asia 2023 yang diadakan di Qatar, dari 12 Januari hingga 10 Februari 2024 lalu.
Kapten tim Son Heung-min terlibat konflik dengan beberapa pemain muda Korea Selatan termasuk bintang muda tim, Lee Kang-in, sehari sebelum pertandingan semifinal melawan Yordania.
Sebagai akibat peristiwa itu, jari Son tertabrak dan pemain Tottenham Hotspur itu harus memakai pembalut saat tampil melawan Yordania.
Diwarnai kasus konflik di antara pemain sebelum pertandingan, Korea Selatan menelan kekalahan telak 0-2 dari Yordania dan tidak berhasil menuju ke babak final Piala Asia 2023.
Parafrasa: Sikap Lee Kang-in dan pemain muda lainnya mendapatkan kritik dari legenda tim nasional Korea Selatan, Lee Chun-soo.
Lee Chun-soo mengatakan, kejadian itu seharusnya tidak ada karena Korea Selatan mendambakan budaya senior-junior yang saling menghormati.
‘ (senior-junior),” ucap Lee.
Para pendukung Taeguk Warriors spontan beramai-ramai mengecam sikap Lee Kang-in yang dinilai tidak menghormati Son Heung-min.
Mereka kemudian membuat petisi agar KFA menjatuhkan hukuman seumur hidup kepada Lee Kang-in agar dia tidak bisa memainkan tim nasional.
di Korea Selatan, di mana beberapa sponsor besar meninggalkan sang pemain setelah kabar soal pertikaian dengan Son menjadi publik.
Polemik tersebut berakhir dengan Lee Kang-in akhirnya meminta maaf secara publik dan pribadi kepada seluruh anggota PSSI Korea Selatan dan masyarakat umum.