“Saya usulkan mengambil cukai rokok saja agar makanan bergizi bisa gratis. Saya telah memperhitungkannya, cukai rokok per tahun adalah Rp 150 triliun,” kata Irma di Jakarta, Sabtu (18/1/2025).
Tentunya jawabannya adalah menanggapi usulan untuk mengambil dana Program Makan Bergizi Gratis dari zakat. Irma memberikan tanggapan bahwa tidak setuju dengan usulan tersebut. Menurutnya, penggunaan zakat sudah teratur dengan tujuan yang jelas.
“Fungsinya untuk kemaslahatan umat, ya gunakan saja untuk itu. Bantuan kepada mereka yang miskin,” katanya.
Politis dari Daerah Pemilihan Sumatera Selatan II kemudian meminta agar Program Makan Bergizi Gratis tidak dihubungkan dengan usulan kontroversial. “Jangan biarkan oknum-oknum pembenci pemerintah menggada-gadakan program ini bersama usulan-usulan kontroversial,” tuturnya.
Sebelumnya, anggota Komisi VIII DPR RI Selly Andriany Gantina meluncurkan usulan untuk mengalokasikan biaya Makan Bergizi Gratis melalui optimalisasi kerjasama antara berbagai kelompok, termasuk pemerintah dan swasta.
“Kami percaya bahwa solusi terbaik adalah mengoptimalkan sinergi antara pemerintah, lembaga swasta, dan masyarakat untuk menciptakan pendanaan yang berkelanjutan tanpa mengorbankan prinsip syariat dan ketentuan hukum yang berlaku,” kata Selly.
Dia kemudian menyebutkan, bahwa program Makan Bergizi Gratis secara dasarnya merupakan tanggung jawab bersama yang seharusnya merupakan bagian dari kebijakan sosial dan anggaran negara.
Menurutnya, terutama dengan adanya sinergi yang optimal dari beragam pihak itu, pendanaan program semacam Manfaat Bbagi Masyarakat lebih tepat jika berasal dari APBN, dana Bantuan Sosial atau sumber dana lain yang lebih fleksibel dalam penggunaannya sehingga tidak mengganggu fungsi utama zakat sebagian dari ibadah dan hak bagi mustahik.
MBG dari Zakat
Sebelumnya, Ketua DPD RI Sultan B Najamudin mungkin menyarankan agar Pemerintah membuka peluang pembiayaan untuk program Makan Bergizi Gratis dengan menggunakan dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) karena menduga DNA masyarakat Indonesia memiliki sifat kegotong-royongan.
“Mereka justru kita manfaatkan juga?” ujar Sultan sehabis menghadiri Sidang Paripurna ke-10 DPD RI Masa Sidang III Tahun 2024–2025 di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (14/2/2024).
“Ya zakat kita yang luar biasa besarnya juga kita mau libatkan ke sana (program Dana SinsINVAL MBKM),” ujarnya.