banner 728x250

Setelah 44 Tahun, Taman Margasatwa Ragunan Luncurkan Logo dan Maskot Baru

banner 120x600
banner 468x60

Zoo tersebut. Logo baru ini menggantikan logo lama Ragunan sebelumnya, yang telah digunakan sejak 44 tahun yang lalu.

banner 325x300

Pengamat Lokasi: Apakah kamu tahu, logo Ragunan di Jakarta telah bertahan sejak tahun 1981 dan belum pernah diganti.

.

Logo baru Ragunan menggambarkan jejak kaki orangutan, gigi harimau, cakar gajah, dan sayap elang bondol, yang kemudian disatukan dalam sebuah kesatuan seperti pohon.

“Dengan warna hijau di atas dan coklat di bawahnya. Jelas sekali itu adalah bekas tanah yang telah disadap atau dihewaniman. Lagipula, kami sebagai TMRTU memberikan telpon kepada masyarakat di rerumah warga atas dasar untuk meneliti status yang terjadi,” cetusnya.

Makna dari Logo Baru Ragunan

Setiap elemen dalam logo tersebut merupakan simbol yang memiliki makna tersendiri yang menampilkan keanekaragaman dan keunggulan dari Taman Margasatwa Ragunan.

Jejak kaki orangutan, merupakan satwa yang khas di Indonesia, mewakili Taman Margasatwa Ragunan yang memiliki fasilitas Pusat Primata Schmutzer.

Setelah itu, elang bondol menjadi maskot kota Jakarta, sedangkan taring harimau dan gading gajah melambangkan kekuatan dan kedudukan.

Peluncuran logo baru Taman Margasatwa Ragunan dilakukan bersamaan dengan peresmian maskot Taman Margasatwa Ragunan, nama Elbo, berwujud elang bondol.

“Pada tahun ini, kami akan menyelesaikan proyek peresmian logo baru dan maskot pada akhir tahun 2024,” kata Bayu.

Beberapa objek wisata populer di Ragunan adalah Area Utama Ragunan, Balai Agung, Jawa, Gajah, Monyet, dan Komando. Jika Anda ingin melihat hewan-hewan liar secara langsung di hutan, Anda bisa mengunjungi Anjungan Satwa – dan Anda juga bisa menikmati aneka ragam hewan dalam Anjungan Komodo.

Taman Margasatwa Ragunan telah diperesmikan sejak tahun 1864 di Batavia (sekarang Jakarta), dengan nama “Planten en Dierentuin”. Tempat wisata ini pertama kali di kelola oleh perhimpunan penyayang Flora dan Fauna Batavia (Culture Vereniging Planten en Dierentuin at Batavia ).

Taman ini berdiri di atas lahan seluas 10 hektare, di Jalan Cikini Raya No. 73, yang diberikan oleh pelukis ternama di Indonesia, Raden Saleh.

Akibat perkembangan Jakarta, Cikini tidak lagi cocok menjadi tempat penyimpan satwa. Meskipun demikian, pada tahun 1964, di masa Gubernur DCI Jakarta Dr. Soemarno, dibentuk Balai Persiapan Pembangunan Kebun Binatang, guna memindahkan tempat wisata dari Jalan Cikini Raya No. 73, ke Pasar Minggu, Jakarta Selatan, di bawah pimpinan Drh. T.H.E.W. Umboh.

“Diresmikan tanggal 22 Juni bertepatan dengan hari ulang tahun Kota Jakarta di tahun 1964. Jadi, kurang lebih sekarang sudah 60 tahun,” sebut Bayu.

Tempat wisata ini merupakan lokasi yang sangat tepat untuk menjadi tujuan edukasi dan rekreasi, karena memungkinkan pengunjung dapat melihat dan mempelajari berbagai spesies hewan, sambil menikmati keindahan alam.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *