Saya menganggap Yogyakarta sebagai sebuah kota istimewa, bukan hanya karena gelarnya sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta. Keistimewaan kota ini sungguh nyata, terutama dalam bidang pendidikan. Disini, saya menemukan hal-hal yang tak pernah saya temukan di kampung halaman saya. Yogyakarta adalah sebuah tempat belajar tanpa batas, tempat saya bertemu dengan orang-orang hebat, menggali pengetahuan baru, dan mengisi ruang kosong dalam pikiran saya dengan berbagai pengalaman berharga.
Jujur saja, meskipun kamu mungkin menganggapnya berlebihan jika berbicara tentang Kota Yogyakarta, khususnya soal pendidikannya. Kota ini memiliki energi yang dapat membangkitkan semangat siapa pun untuk belajar. Jika seseorang bertanya padaku, “Bagaimana Yogyakarta?” Aku akan menjawab tanpa ragu, “Yogyakarta adalah kota pendidikan yang istimewa dengan lingkungan pendukung yang lengkap dalam pendidikannya. Dari lingkungan, persahabatan sampai dengan para ahli yang saya sebut semuanya adalah para ilmuwan”
Ketika pertama kali aku tiba di kota ini, aku terkesima oleh kehadiran pria-pria dan wanita yang hebat yang selama ini hanya aku lihat di layar TV atau ponselku. Mereka ternyata nyata, bahkan bisa berjalan di bumi yang sama denganku, makan, minum, dan menjalani hidup seperti manusia biasa. Namun, ada sesuatu yang berbeda pada mereka yakni cara mereka berpikir, wawasan yang mereka miliki, dan semangat mereka untuk terus belajar. Aku sering bertanya-tanya, apa yang mereka rasakan hingga bisa menjadi seseorang yang begitu menginspirasi? Pertanyaan-pertanyaan itu mendorongku untuk terus berolahraga, tidak hanya dari buku atau kelas, tetapi juga dari interaksi sehari-hari.
Di Yogyakarta, aku menemukan bahwa belajar bukan hanya tentang duduk di ruang kelas dan mendengarkan dosen berbicara. Setiap sudut kota ini menjadi tempat belajar. Masjid-masjid menjadi pusat belajar, dari pagi hingga malam. Gedung-gedung angkringan yang tampak sederhana, sering kali menjadi tempat diskusi mendalam tentang berbagai kehidupan, dari isu sosial hingga filsafat kehidupan. Di kota ini, aku benar-benar merasakan bahwa di mana pun bisa menjadi sekolah, dan siapa pun bisa menjadi guru.
Yogyakarta adalah kota tempat pengetahuan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Tidak ada batasan dalam belajar; aku tidak ingin berhenti pada satu jawaban atau satu pendekatan saja. Aku ingin terus memiliki pengalaman, menubuh, dan mengumpulkan sebanyak mungkin. Aku membayangkan, suatu hari nanti, aku akan kembali ke kampung halamanku dengan membawa “karung-karung” penuh pengetahuan yang aku dapatkan di sini, pengetahuan yang bukan hanya mengisi otakku, tapi juga membentuk jalan pikiralaku melihat dunia.
Keistimewaan Yogyakarta tidak hanya berada pada banyaknya lembaga pendidikan formal, melainkan juga pada budaya belajar yang udah menjadi bagian dari kehidupan masyarakatnya. Masjid, angkringan, bahkan sudut-sudut jalan menjadi tempat yang bisa membuat kita bertukar pikiran. Di sini, setiap pertemuan adalah kesempatan untuk belajar, setiap percakapan adalah peluang untuk memahami sesuatu yang baru.
Bagi banyak orang, Yogyakarta hanya mungkin tampak sebagai kota umum. Namun bagiku, kota ini adalah lapangan belajar yang tidak pernah selesai. Di sini, aku belajar untuk menghargai proses, untuk terus mencari, dan untuk tidak berhenti bertanya. Yogyakarta bukan hanya istimewa; iapun adalah rumah bagi pendidikan yang membangkitkan semangat kagum belajar tanpa batas. Inilah kota yang bukan hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga tempat berkembang, mengisi semangat, dan memperkaya akal budi. Bagiku, Yogyakarta adalah kota pendidikan Indonesia yang asli.