banner 728x250

Sering Mengonsumsi 5 Makanan Ini Ternyata Bikin Pikun Dini,Gorengan Tempati Posisi Pertama

banner 120x600
banner 468x60

Siapa sangka terlalu banyak mengonsumsi makanan tertentu bisa menurunkan kemampuan ingatan, dan menyebabkan pikun di usia menengah dini.

banner 325x300

Meski makanan bukan satu-satunya penyebab, tidak ada salahnya menghindari beberapa makanan yang dapat menurunkan daya ingat, untuk mengurangi risiko pikun atau penyakit Alzheimer dan demensia.

Lantas, makanan apa saja yang sering dikonsumsi sehari-hari dan memiliki potensi membuat daya ingat menurun?


Makanan yang Perlu Dihindari agar Tingkat Ingatan Tetap Optimal


1. Gorengan

Makanan yang digoreng akan menimbulkan kesadaran. Namun, perlu diingat, konsumsi gorengan dalam jumlah berlebihan bisa merusak saraf otak.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Cambridge pada tahun 2016 menemukan adanya hubungan antara konsumsi makanan gorengan dengan penurunan kemampuan kognitif seperti mengingat.

Selain itu, konsumsi makanan gorengan yang terlalu sering dapat menyebabkan peradangan yang dapat melukai pembuluh darah, sehingga mempengaruhi sirkulasi darah ke otak.

Namun, Anda masih bisa menikmati gorengan dengan beberapa alternatif. Salah satunya adalah menggunakan air fryer, tujuannya adalah untuk memangkas asupan minyak ke dalam tubuh.

Lebih baik lagi, jika Anda merebus atau mengukus bahan makanan untuk menjaga nutrisi tetap terjaga.


2. Makanan karbohidrat olahan

Konsumsi makanan olahan yang mengandung karbohidrat seperti pizza, kue, muffin, wafel, dan pancake dapat mempengaruhi kemampuan ingatan Anda.

Tipe carbs ini biasanya memiliki indeks glikemik (GI) yang tinggi. Artinya, tubuh Anda akan memproses makanan dengan cepat, sehingga membuat kandungan gula darah meningkat.

Apabila dikonsumsi dalam jumlah yang banyak, makanan tersebut biasanya menyebabkan kadar kentalar glikemik (GL) meningkat. Makanan dengan GI dan GL yang tinggi, telah terbukti dapat mengganggu fungsi otak.

Penelitian Fakultas Farmakologi Universitas New South Wales, Australia pada 2015 menunjukkan, seseorang yang mengonsumsi makanan dengan kadar glikemik tinggi dalam sekaligus makan, bisa merusak daya ingat anak-anak hingga orang dewasa.

Berbagai hal tersebut disebabkan oleh adanya peradangan pada hipokampus, bagian otak yang memengaruhi proses memori serta respons seseorang terhadap rasa lapar dan kenyang.

Bahkan dalam beberapa kasus, peradangan bisa menjadi penyebab penyakit Alzheimer dan demensia.

Selanjutnya, studi yang diterbitkan oleh National Library of Medicine pada tahun 2012 menemukan, anak-anak berusia antara enam hingga tujuh tahun yang mengonsumsi makanan olahan karbohidrat memiliki skor kecerdasan nonverbal yang lebih rendah.


3. Makanan ultra proses

Makanan yang telah melalui proses luar biasa mengandung tambahan garam, gula, dan lemak dalam jumlah tinggi.

Contoh makanan itu seperti keripik, permen, mie instan, popcorn microwave, saus siap saji, dan makanan yang sudah jadi.

Makanan ini biasanya tinggi kalori serta rendah nutrisi, sehingga memicu penambahan berat badan. Yang perlu Anda perhatikan adalah ketika berat badan meningkat, kemudian berkaitan dengan fungsi otak Anda.

Menurut penelitian yang dimuat di Wiley Online Library pada tahun 2015, peningkatan lemak di sekitar organ atau atau lemak visceral dikaitkan dengan kerusakan pada jaringan otak.

Sementara penelitian American Diabetes Association pada 2014 menemukan adanya penurunan serius jaringan otak bahkan pada tahap awal sindrom metabolik.

Sindrom metabolik adalah kondisi yang terkait dengan gangguan tekanan darah, obesitas, kolesterol, dan kadar gula darah.

Untuk menghindari olahan makanan, Anda bisa mencoba mengonsumsi makanan segar seperti buah, sayur, kacang-kacangan, daging, dan ikan. Makanan segar tersebut terbukti efektif untuk mencegah kemampuan berpikir menurun.


4. Makanan yang telah disetrika dengan pemanis sintetik aspartam

Aspartam adalah pengganti gula buatan yang kerap ditemukan pada permen karet, sereal, agar-agar, puding, serta produk Diet Coke.

Makanan yang mengandung aspartam juga terhubung dengan masalah kognitif. Fenomena itu disebabkan oleh aspartam dicampur dari fenilanin, metanol, dan asam aspartat.

Para peneliti menyebutkan, fenilanin dapat masuk ke dalam pembuluh darah menuju otak atau lapisan pelindung saraf otak dari zat berbahaya.

Senyawa fenilanin yang melimpah melalui tulang tengkorak ke dalam otak akan menggangu kinerja neurotransmitter atau otak yang memiliki peranan mengontrol segala aktivitas manusia.

Selain itu, aspartam juga disebut dapat meningkatkan kerentanan otak terhadap stres.

Menurut jurnal European of Clinical Nutrition tahun 2007, dua hal tersebut dapat menyebabkan dunia belajar dan emosi seseorang mengalami dampak negatif.

Padahal demikian, aspartam masih aman jika dikonsumsi tetapi tidak boleh berlebihan.

Lebih baik lagi jika Anda mulai membiasakan diri untuk tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung aspartam, karena hal itu dapat membantu menurunkan kadar gula dalam tubuh.


5. Makanan yang tinggi lemak trans

Lemak trans adalah salah satu jenis lemak tidak jenuh yang dapat mempengaruhi kesehatan otak.

Makanan dengan lemak trans yang sebaiknya Anda hindari seperti mentega putih, margarin, makanan ringan, frosting, dan kue kering kemasan.

Beberapa penelitian menemukan, orang yang mengkonsumsi lemak trans dalam jumlah tinggi, lebih cenderung terkena Alzheimer, memiliki penurunan daya ingat, dan mengalami penurunan volume otak.

Karena itu, para ahli merekomendasikan untuk mengganti pengonsumsian lemak trans dengan lemak yang seimbang, seperti asam lemak omega-3 yang telah terbukti bermanfaat dan melindungi otak Anda dari penurunan kemampuan memori.

Contoh makanan yang mengandung lemak omega-3 adalah salmon, sarden, biji chia, almond, dan biji rami.



Pastikan Sobat Tribun sudah menginstal aplikasi WhatsApp ya

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *