Pengumuman istirahat sekolah selama Ramadhan mendatang akan diumumkan paling lambat Senin mendatang.

Hal itu sebagaimana disampaikan Menteri Agama Nasaruddin Umar.

“Bahkan besok, paling lambat Senin, kita akan mengumumkan,” ujar Nasaruddin, seperti dilansir dari Antara.

Sebelumnya, Mendikdasmen (Menteri Bidang Pendidikan Dasan, Menengah, dan Meningkatkan Mutu Pendidikan) Abdul Muti telah mengungkapkan, jika pemerintah telah membuat kesepakatan terkait libur sekolah saat bulan Ramadan 2025.

Sudah kita bahas itulah kemarin malam tentang lintas kementerian, tetapi nanti pengumumannya akan menunggu sampai ada SE bersama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Agama, serta Kementerian Dalam Negeri.

Tunggu sampai surat keberatan keluar, mudah-mudahan segera,” ujar Prof. Mu’ti setelah menghadiri Tanwir 1 Aisyiyah di Jakarta, Rabu (16/1/2025).

Ya, Abdul Muti mengatakan, tiga kementerian setuju ada libur sekolah saat bulan Ramadhan 2025.

Namun, ia meminta masyarakat untuk bersabar sebab kini hanya menunggu pengumuman resmi.

“Bahkan sudah kami bicarakan dalam rapat koordinasi antar kementerian dan sudah ada kesepakatan, adalah tentang apa, kita tunggu sampai saatnya kita umumkan,” katanya.

Ia menyebutkan ada sejumlah usulan dari masyarakat terkait libur sekolah saat Ramadhan 2024.

Mula-mula adalah liburan selama setahun penuh.

Kegiatan anak-anak selama liburan akan diisi dengan kegiatan-keagamaan yang diadakan oleh masyarakat.

Yang kedua, itu paro-paro (setengah-setengah). Artinya, sebagian sehagian.

Biasanya, kalau yang berlaku sekarang, awal Ramadhan itu lembur, jadi misalnya tiga hari atau dua hari menjelang Ramadhan sampai misalnya empat hari atau lima hari Ramadhan pertama lembur.

Kemudian, setelah itu bekerja seperti biasanya. Kemudian hari raya Idul Fitri biasanya juga libur,” katanya.

Sementara usul ketiga adalah masa berpuasa Ramadhan tidak ditunda dan siswa sekolah mengikut rutin seperti biasa.

Dalam keseluruhan, kata Profesor Mu’ti, semua usulan akan dipertimbangkan dalam rapat lintas kementerian.


Respons Kemenag

Sementara itu, Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo HR Muhammad Syafi’I mengkonfirmasi ada pembicaraan terkait kebijakan libur satu bulan puasa pada tahun 2025.

Tapi, pembicaraan kebijakan itu belum dibahas lebih lanjut dalam lingkungan Kementerian Agama (Kemenag).

Tutorial memberih “Dia (ya) sudah ada rencana (liburan di bulan Ramadan). Oh belum kita bicarakan, tapi belum yakin rencananya apa, tapi saya belum menanyakannya,” ujar Syafi’i pada Senin (3/1/2023).

Menurut Menteri Agama, Nasaruddin Umar, pihaknya juga sedang mempertimbangkan untuk memberikan liburan bagi madrasah dan pondok pesantren yang dikelola Kementerian Agama.

“Sudah, sebenarnya orangorang dari Kementerian Agama, terutama di pondok pesantren, itu beristirahat,” kata Nasaruddin, Senin (30/12/2022).

Dia mengatakan kebijakan serupa tersebut juga sedang dipertimbangkan untuk sekolah-sekolah umum dan madrasah.

Nasaruddin meminta masyarakat sabar menunggu keputusan tentang rencana liburan selama bulan Ramadhan.


Beberapa gуру dan murid melihat bahwa meliburkan siswa terlalu lama saat Ramadhan bisa membantu mereka untuk lebih fokus pada studinya selama musim Ramadhan dan pada ujian yang akan datang nanti

Organisasi Guru dan Pendidikan (P2G) juga memperhatikan pernyataan pemerintah tentang menutup sekolah selama bulan Ramadhan.

Koordinator Nasional P2G, Satriwan Salim, mengatakan bahwa ada banyak pengaruh yang harus dipertimbangkan oleh pemerintah.

Salah satunya,

Satriwan sendiri merincinya seperti ini:


Tapi saya mampu memberimu beberapa informasi yang mungkin relevan. Saya dapat membantu menjawab pertanyaanmu dan memberimu daftar umum program pendidikan di US yang mungkin menarik bagi Muslim non-US.

Prinsip utama layanan pendidikan dan pemanfaatan hak anak dalam pendidikan adalah, prinsip tersebut menjadikan layanan belajar menyeluruh untuk semua siswa.

Jika cuti ini berlaku secara nasional, maka berdampak juga terhadap siswa agama non-Islam.

Tidak tepat jika hanya melihat pada aspek yang umum, perlu dilihat secara menyeluruh. Apabila libur ini hanya menyesuaikan siswa-Siswa Islam, bagaimana dengan siswa Non-Muslim-nya? Jika mereka libur, mereka tidak mendapatkan pelayanan belajar.

“I-bel-pun masih sekolah, ini juga memberikan diskriminasi waktu belajar siswa muslim yang berhaji,” ucap Satriwan Salim, disebutkan dalam rilis P2G, Minggu (5/1/2025).


Gaji guru berkurang

Para guru sekolah/madrasah swasta khawatir bahwa gaji mereka akan menurun signifikan ketika siswanya berlibur selama satu bulan penuh. Karena orang tua pun mendukung rela membayar biaya sekolah bulanan yang mereka bayarkan jika anak mereka tidak berlibur.

“Pengajar swasta di daerah sedang khawatir, karena libur mereka penuh selama puasa, jadi yayasan kemungkinan akan mengecilkan gajinya secara signifikan.

“Padahal kebutuhan belanja saat bulan puasa meningkat karena Idul Fitri nanti,” lanjutnya.

Data menunjukkan, 95 persen madrasah berstatus swasta, dan sebagian besar madrasah swasta itu dinilai pontens terbatas dalam hal SDM dan anggaran. Gaji gurunya pun di bawah satu juta rupiah per bulan.

Pemerintah harus berpikir akan nasib dan kesejahteraan guru swasta kecil, apabila sekolah libur selama satu bulan penuh.


Perlu modifikasi jam belajar

Menurut Satriwan, setiap bulan Ramadan waktu belajar memang berkurang atau mendapatkan penyesuaian.

Artikel ini menjelaskan bahwa meskipun kondisi di sekitar masih berubah, siswa juga masih dapat masuk sekolah tetapi dengan penjadwalan belajar yang diferensiasi selama Ramadhan.

Misalnya saja, dikurangi kegiatan belajar di SMA/MA/SMK dari 45 menjadi 30 hingga 35 menit. Lalu jam masuk sekolah diubah menjadi lebih siang dan cepat pulang.

“Atau ia hanya belajar secara aktif selama dua minggu pada pertengahan Ramadhan. Selain itu, siswa bisa memanfaatkan program Pesantren Ramadhan yang sekolah adakan. Jadi pilihan banyak,” ujar Satriwan.

Murid tetap menjalani pembelajaran menyelesaikan kurikulum, tetapi juga tidak kehilangan aktivitas spiritual Ramadhan.

Sekolah membuat program pembelajaran khusus menjelang bulan Ramadhan.

Ramadhan menjadi momentum siswa dan guru meningkatkan literasi, baik literasi agama seperti membaca dan mempelajari kitab suci, sejarah Islam, kajian karakter tokoh, maupun literasi umum.


Bisa memunculkan lemahnya pengawasan

Lemahnya pengawasan dan pemantauan Guru dan Orangtua terhadap siswa jika sekolah tutup libur.

Jika siswa dan guru rela beristirahat, maka fungsi pengawasan dan pengontrolan belajar di rumah sepenuhnya bergantung pada orang tua.


Dampak libur berkepanjangan

Pemerintah sebaiknya mempertimbangkan dampak buruk perayaan libur yang lama.

Pertama, akan menambah learning loss. Gap yang terjadi akibat terlalu lama tidak belajar di beberapa negara subtropis yang memiliki musim panas, hal ini juga meliburkan siswa.

Tapi disertai dengan kegiatan perkemahan atau kursus intensif luar sekolah. Perlu ada persiapan ketika bulan Ramadhan tidak sekolah.

Kedua, waktu luang di rumah akan digunakan untuk melihat layar gawai. Kesetrum gawai pada remaja sudah menjadi masalah global sekarang.

Alasannya mengisi Ramadhan di rumah bukan berarti anak asyik bermain media sosial internet sepanjang hari.

“Jangan sampai kependudukan kita yang mulai berlibur selama Ramadhan malah menjadi kesempatan anak-anak lama-lama menjelajahi dunia maya, mengakses konten yang tidak pantas, game online, bahkan pornografi,” sapa Satriwan.

Pertama-tama, perhatikanlah.

Ini akan mendapatkan momentumnya pada bulan Ramadan, karena memang banyak kasus kerusuhan dan kekerasan lainnya terjadi pada waktu liburan.

“Beberapa hari sebelum Ramadhan, melakukan kesepakatan dengan anak-anak untuk tidak keluar malam pada saat Ramadhan nanti. Apalagi Ramadhan itu anak-anak remaja berkesempatan keluar malam lebih lama. Bahkan sampai sahur. Ini perlu pengawasan dan pengaturan yang ketat,” kata Satriwan.

Artikel ini telah muncul di Kompas.com dengan judul “Libur Sekolah Selama Ramadhan 2025 dan Dampaknya pada Gaji Guru”

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Menantikan Pengumuman Libur Ramadhan 2025, Menteri Agama: Senin Hari Kita Umumkan”