Sekolah Rakyat, program pendidikan gratis berasrama untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu, telah siap dioperasikan. Sebanyak 50 anak terpilih akan menjadi peserta didik tahap pertama dan menjalani pendidikan secara gratis. Wakil Wali Kota Pekanbaru Markarius Anwar menyatakan bahwa seluruh pembiayaan program ini ditanggung oleh pemerintah pusat.
Meski didanai oleh pemerintah pusat, pelaksanaan operasional Sekolah Rakyat diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah daerah. Saat ini, seluruh persiapan telah rampung, termasuk penyediaan tenaga pendidik dan pembiayaan. Kepala Dinas Sosial Pekanbaru Idrus menjelaskan bahwa total terdapat 55 calon peserta didik dari keluarga tidak mampu yang telah disiapkan, dengan 50 anak sebagai peserta utama dan 5 sebagai cadangan.
Berdasarkan data dari Pusat Data dan Teknologi Informasi Kemendikbudristek, terdapat 7.315 anak di Pekanbaru yang masuk dalam kategori sasaran program Sekolah Rakyat, mencakup jenjang SD, SMP, dan SMA. Namun, program ini pada tahap awal hanya dibuka untuk jenjang SMP di Provinsi Riau, Sumatera Barat, dan Kepulauan Riau. Dari jumlah tersebut, sekitar 4.300 anak di Pekanbaru berusia 12–15 tahun yang menjadi sasaran utama.
Setelah dilakukan verifikasi dan asesmen, sebanyak 79 anak memenuhi syarat untuk mengikuti program Sekolah Rakyat. Karena jumlah peminat melebihi kuota, dilakukan seleksi lanjutan hingga terpilih 50 peserta utama dan 5 cadangan. Seluruh peserta didik yang lolos akan menjalani pendidikan di Sekolah Rakyat yang berlokasi di Sentra Abiseka, Jalan Sekolah, Kecamatan Rumbai.
Program Sekolah Rakyat merupakan implementasi dari Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2025, sebagai bagian dari strategi nasional untuk pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem di Indonesia. Idrus menegaskan bahwa Sekolah Rakyat merupakan upaya untuk memutus rantai kemiskinan dan membuka masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.