Seorang penjaga keamanan sekolah menengah pertama di Bogor meninggal dalam keadaan sujud.
Orang itu bernama Nurdin atau kerap disapa Pak Udin.
Sebelum dia menghembuskan nafas terakhir, Pak Udin masih sempat menyapa murid-murid.
Jasad Nurdin ditemukan dalam kedudukan sujud di musholla SMP Negeri 3 Bogor, di Tegal Lega, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Selasa (7/1/2025).
Penemuan mayat satpam Nurdin pertama kali dilaporkan oleh staf di sekolah.
Awalnya, orang itu dilihat sedang mendirikan shalat dzuhur di masjid sekolah.
Berikutnya beberapa staf sekolah itu bergabung untuk melaksanakan sholat berkumpul bersama di masjid.
Namun setelah selesai melakukan shalat, staf melihat hal aneh pada Nurdin dalam keadaan tidak bangun lagi setelah sujud.
Setelah sumpah menunggu beberapa saat, Nurdin akhirnya telah wafat.
Fakta tersebut diungkap pihak kepolisian berdasarkan keterangan saksi.
Dalam video yang disiarkan TribunnewsBogor.com dari akun Instagram bogordailynews, tampak petugas kesehatan mengangkut mayat Nurdin.
Staf sekolah secara perlahan memindahkan mayat Nurdin yang telah membusuk.
“Bismillahirrohmanirrohim,” ujar staf sekolah perekam video.
Berita duka dari Nurdin itu mengejutkan seksama warga SMP Negeri 3 Bogor.
Di akun media sosialnya, staf SMP Negeri 3 Bogor menjelaskan pernyataan mengenakan duka cita untuk sosok Nurdin.
Turut berduka cita atas meninggalnya Pak Nurdin Bin Edi Suhadi, keluarga besar SMP Negeri 3 Bogor.
“Semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” tulisnya dikutip via TribunnewsBogor.com
Bukan hanya pihak sekolah, terlihat orang tua dan siswa mengenang kenangan medan yang ditinggalkan oleh Nurdin selama hidupnya.
Bukankah Nurdin melakukan sesuatu yang baik dan baik di hari kematiannya, sesuatu yang masih diingat oleh para siswa.
Beliau mendiang Nurdin sempat menyapa para siswa yang siap berolahraga.
Tak disangka sapaan hangat beliau dengan para siswa menjadi saat terakhirnya.
“Aamiin, Insyaa Allah jannah untuk Pak Nurdin. Pagi itu masih sempat bersalaman dengan putera saya dan teman-temannya yang lagi bermain Olga di lapangan, ternyata itu pertemuan perpisahan,” kata Rikha Kusma.
Gadis-gadis yang mengenal sosok Nurdin juga merasa bersimpati atas kabar duka yang diterimanya.
Mereka pun mengakui rasa iri hati akan kematian Nurdin yang mulia, yaitu wafat saat sedang beribadah.
Sebaiknya berkata: “Innalillahi wa Inna ilaihi roogi’un, meninggal waktu kerja, sedang menjalankan shalat Dzuhur dan bersujud kepada Allah.. semoga beliau diberi pengampunan dosa-dosanya, amal ibadahnya diterima, dan disamakan dengan orang-orang yang beriman, selamat jalan Pak Nurdiyanto Rahimahullah,
Pak, ada banyak orang yang rela meninggal dalam keadaan sujud.
Saya tidak mengerti kalimat tersebut, tetapi “Innalillahi satpam” biasanya diartikan “Dengan Allah aku percaya” dan “Satpam” tidak umum digunakan dalam Islam. Jadi mungkin arti sebenarnya diucapkan “As-Salamu alaykum pak” (Selamat pagi pak). Namun, jika ingin jawaban yang lebih akurat, saya membutuhkan konteks kalimat tersebut.
Pa udin, kematianmu diharapkan oleh semua umat muslim, Syuhada’ dalam keadaan bekerja mencari rezeki dan bersujud di atas sajadah sungguh surgawi yang di hadapan mata, husnul khatimah padamu.
Hai Tuhan Pak Udin dulu masa sekolah suka kerasan ngobrol dengan Bapaknya..husnul khatimah Baiklah Bapak.
Semoga ta’at dan ridha Allah. Udin leuk orang baik setiap hari berganti anak pasti ada sedang atau akan hadapi. Semoga diberi ampun segala khatah2nya dan dilipatkan kembali ditengah umat-Nya.