Memperingatkan isu kampanye ganda dalam Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2024 sehingga pasangan yang didukung oleh partai, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi kalah oleh pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen.
Pernyataan itu merupakan sebagian materi yang dia sampaikan dalam pertemuan Seminar HUT PDI-Perjuangan dengan tema ‘Refleksi 52 Tahun PDI-Perjuangan: Perjalanan Panjang Tentu serta Berliku Mengupayakan dan Membela Demokrasi’ di Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, 11 Januari 2025. Selain Bambang Hermanto, seminar tersebut juga menghadirkan analis politik Ikrar Nusa Bhakti dan Adi Prayitno.
Pertama-tama, Bambang mengingat kembali situasi pilpres sejak tahun 1999 hingga 2024. Sebagai delapan di medan, Bambang menyatakan bahwa pada Pilpres 1999-2009, belum ada politik uang. Namun, politik uang dalam berbagai bentuknya hanya marak sejak Pilpres 2014 atau setelah Mahkamah Konstitusi memutuskan suara terbanyak memiliki hak untuk menjadi wakil rakyat.
“Orangnya minta saya bertemu dengannya,” kata Bambang.
langsung rontok.
“Pak tidak dapat mendukung koalisi. Hanya didampingi partai kecil bernama Hanura, kami menerima suara sekitar 41 persen,” kata Bambang.
“Pasukan” yang ada di lahan dan bukan suara yang turun dari langit. Ia menyadari PDIP dan Hanura dikeroyok koalisi partai politik Indonesia Maju plus. “Itu pun Bambang Pacul masih dikatakan ‘kamu bermain dua kaki Pacul.’ Izin, itu (pilgub) pertempurannya sudah menggunakan strategi yang sudah diubah karena pengalaman Pilpres 2024,” ujarnya Bambang.
Pada Pilpres 2024, kata Bambang, setelah membaca hasil survei pra-pemilu, ia menginstruksikan agar bermain lebih “menyerang.” Namun pada pukulan terakhir kalah karena keterbatasan logistik. Menurut dia logistik PDIP Jawa Tengah ada tapi terbatas. “Lebih kita mainkan di kabupaten/kota,” kata Bambang.
Bambang mengambil contoh bahwa Kota Semarang PDIP memiliki kader perempuan yang juga merupakan aktivis Katolik dan dari etnis Tionghoa. Kader tersebut kemudian berhasil menang dalam pemilihan wali kota dengan perolehan suara yang cukup signifikan.
(Ya, menang), tapi energinya terbatas. Jika energinya penuh, apa Pendengar Anda, Pak Pacul? Kemungkinan masih ada-lah peluangnya,” kata Bambang.
2024…Sebab sejak era reformasi, Gubernur yang diusung oleh PDIP tidak pernah kalah dalam kontestasi. “Baru di era ini kalah. Di era ketika Bambang Parni jadi Ketua DPD PDIP Jateng. Itu catatan buruk saya sebagai kader partai,” ujar dia.
Mereka mendapatkan suara 11.390.191 atau 59,1 persen suara sah.
Pilihan Editor:
Reaksi Masyarakat Atas Hasil Sementara Penghitungan Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2024