Tol Cipularang, terutama bagian KM 90-100, dikenal sebagai salah satu titik rawan kecelakaan di Indonesia. Pada Minggu 5 Januari 2025, pukul 09:11 WIB, sebuah kecelakaan kembali terjadi di KM 97 arah Jakarta-Bandung.
Sebuah truk yang lemah mengalami kehilangan kekuatan pengereman menanjak, hingga kemudian kehilangan kendali, yang memicu beberapa tabrakan konsekutif yang melibatkan lima kendaraan. Dua korban luka-luka, namun tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Kejadian ini menjadi pengingat bahwa baik jalur mengikuti kemiringan maupun arah menurun di rute ini memiliki risiko yang cukup tinggi.
Kondisi Jalan dan Faktor Risiko
1. Jalur Jakarta-Bandung (Menanjak)
Pada rute ini, kendaraan berat seperti truk sering menghadapi tantangan berat saat menanjak. Bahaya utama mencakup:
Truk Tidak Mau Maju: Hal ini sering terjadi karena muatan yang melebihi batas atau kerusakan mesin. Truk yang kehilangan gaya dorong dapat bergerak mundur tanpa kendali.
Arus Lalu Lintas Padat: Dengan adanya kendaraan lain di belakang, kemungkinan terjadinya tabrakan beruntun ketika truk mundur.
2. Jalur Bandung-Jakarta (Menurun)
Sebaliknya, arah menurun ini dikenal berbahaya karena:
Rem Blong: Penurunan curam dan panjang menambahkan risiko rem kendaraan berat menjadi panas dan kehilangan fungsi (berlebihan terlalu panas).
Kecepatan Terkontrol Dengan baik: Dengan menggunakan gaya gravitasi, sebuah kendaraan yang berat bisa bergerak dengan cepat sehingga seringkali sulit dikendalikan oleh sopir.
Dokumentasi Pribadi: Pengamatan di KM 90-100
Pada perjalanan sebelumnya, saya dan istri menyeberangi Jalan Tol KM 90-100 baik ketika pergi ke Bandung pada tanggal 24 Desember 2024 maupun ketika kembali ke Jakarta pada tanggal 29 Desember 2024. Berdasarkan pengamatan dan dokumentasi kami, berikut adalah beberapa poin yang menonjol:
Rambu Lalu Lintas: Terdapat tanda peringatan tentang jalur rawan kecelakaan dan pengingat untuk menjaga keamanan jarak. Namun, tanda ini mungkin tidak mencolok atau tidak selalu dipatuhi.
Jalur Evakuasi: Meskipun jalur evakuasi darurat tersedia, keberadaannya tampaknya kurang diketahui atau dimanfaatkan oleh pengemudi truk.
Perbandingan Kejadian Kecelakaan
( Semua Konqu Victims bride dive Hong transf
Kebijakan: Truk tidak bisa menanjak dan mundur.
Dampak: Lima kendaraan terlibat kecelakaan berkali-kali, dua korban luka-luka.
Solusi yang Menjanjikan: Penempatan Jalur Evakuasi Tambahan di Bukit, Pengawasan Truk yang Lebih Ketat.
Terjadi kejadian di KM 92 (arah Jakarta-Bandung)
Penyebab: Truk kehilangan pengendalian dan terjatuh.
Dampak: Tabrakan beruntun menyebabkan korban jiwa dan kerugian material yang besar.
Solusi Potensial: Pengawasan kondisi kendaraan berat yang lebih ketat sebelum memasuki tol, edukasi pengemudi tentang cara pengemasan yang benar di sektor menurun.
(disarankan untuk singkat).
Sebagai pengemudi yang sering melewati rute ini, saya mencoba beberapa strategi untuk mengurangi risiko perjalanan, termasuk:
1. Hindari Jam Sibuk
Pilihlah waktu perjalanan yang tidak bersamaan dengan waktu sibuk atau arus mudik/balik arus. Contohnya, saya berangkat pada sore hari 24 Desember tahun 2024 dan kembali pada pagi hari 29 Desember untuk menghindari kepadatan kendaraan dalan jalan. Strategi ini berhasil, dan perjalanan saya relatif lancar sampai tujuan.
2. Pastikan Kendaraan dalam Keadaan Sangat Baik
Periksa kondisi spindle, ban, dan mesin sebelum melakukan perjalanan, terutama jika melintasi jalan yang bergelombang atau naik turun.
3. Jaga Jarak Aman
Selalu menjaga jarak yang sesuai dengan kendaraan di depan, terutama di zona yang rentan kecelakaan.
4. Manfaatkan Teknologi
Gunakan aplikasi peta dan informasi lalu lintas untuk mengetahui kondisi jalan sebelum berangkat.
Solusi dan Rekomendasi
Untuk mengurangi risiko kecelakaan di ruas KM 90-100, beberapa tindakan mungkin perlu dipertimbangkan:
1. Peningkatan Infrastruktur
Penambahan jalur evakuasi darurat di kedua arah.
Peningkatan mutu jalan untuk mengurangi risiko goncang atau aus makin parah.
2. Peningkatan Fasilitas dan Sosialisasi
Peringatan rambu lebih berkedip, terutama di bagian tanjakan dan turunan yang mendaki dengan curam.
Pengenalan edukasi kepada pengemudi tentang kerisik di jalan tol melalui media dan loket tol.
Kendaraan berat merupakan salah satu faktor utama yang harus kita perhatikan dalam memastikan keselamatan dan keamanan diatas jalan. Kendaraan berat dapat berdampak besar terhadap berbagai aspek, seperti keselamatan penumpang, pejalan kaki, pengemudi, dan kerusakan infrastruktur.
Pengecekan beban muatan sebelum memasuki tol.
Periksa secara terjadwal selangsung kesejahteraan rem dan kondisi kendaraan.
4. Pelatihan dan Tes Pengemudi
Pelatihan khusus bagi sopir truk tentang teknik rem dan pengendalian kendaraan di jalan ekstrem.
Kesimpulan
KM 90-100 Tol Cipularang adalah jalur dengan resiko besar di kedua arah. Diperlukan sinergi antara pengelola tol, pemerintah, dan pengemudi untuk menciptakan kondisi yang lebih aman.
Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, diharapkan jumlah kecelakaan di jalan ini dapat berkurang secara signifikan. Dokumentasi dan kesadaran masyarakat juga memainkan peran penting dalam mendukung perubahan yang positif.