banner 728x250

Ribuan Rumah Korban Kebakaran Los Angeles: Tahan Gempa tapi Rentan Api

banner 120x600
banner 468x60

Kebakaran besar di California, Amerika Serikat, mengikuti ribuan rumah. Kebakaran itu mulai sejak 7 Januari 2025 dan menewaskan 24 orang.

Hery Sutanto menjelaskan, parahnya kebakaran di Los Angeles itu tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi iklim, tetapi juga jenis material bangunan. Ia mengatakan, banyak rumah dibangun dengan bahan yang rentan terhadap api, seperti polimer, termasuk insulasi poliuretan.

banner 325x300

Pada Rabu, 15 Januari 2025.

Menurut dia, penggunaan material pembakaran itu juga mengantisipasi Los Angeles sebagai daerah yang juga rentan terhadap gempa bumi. Bahan ringan menjadi ringan karena bisa mengurangi beban struktural, membuat bangunan lebih tahan terhadap aktivitas seismik.

Meskipun material tersebut membuat rumah lebih tahan gempa, kata Hery, material tersebut ternyata meningkatkan risiko kerusakan akibat kebakaran. “Karena kepekaan ini seharusnya menggunakan bahan bangunan dan desain yang lebih inovatif, seimbang antara ketahanan api dan guncangan gempa bumi.”

Hal yang paling menonjol adalah peningkatan suhu udara sekitar 2,5 derajat Fahrenheit selama 40 tahun terakhir. Humidex, suhu yang melakukan kompensasi pada efek kelembaban udara, telah meningkat secara signifikan antara tahun 1961 dan 2005.

Dikutip oleh Hery, peristiwa bwakan besar di Los Angeles juga tidak terlepas dari dampak perubahan iklim dan pengelolaan lingkungan yang tidak bijaksana. Perubahan suhu global dan musim kering yang panjang di California memersiapkan kondisi yang mendukung kebakaran kehutanan.

Suhu rata-rata, kata Hery, telah meningkat selama beberapa dekade terakhir, seperti musim panas sering mengalami suhu di atas 35 derajat Celsius. Lalu, tingkat kelembaban yang sangat rendah sering mencapai di bawah 15 persen, lingkungan menjadi sangat kering dan rentan mengalami kebakaran.

“Kecepatan angin (Santa Ana) yang biasanya mencapai 30 sampai 50 kilometer per jam, menambah siklon abu kebakaran, sehingga kemampuan pemerintah untuk mengendalikannya semakin sulit,” ucapnya. Hery mengutip Laporan NBC News dan AP News, akhir tahun terhutang pada awal tahun ini didorong oleh angin yang berkecepatan melebihi 112 kilometer per jam.

Angin Santa Ana adalah angin kering dan panas yang bertiup dari pedalaman Amerika ke pesisir California selatan, daerahnya, terutama selama musim gugur dan musim dingin. Angin ini ternyata cukup menyuarakan adanya kebakaran secara signifikan dengan mengurangi kelembaban.

“Sambungan antara vegetasi kering dan angin kencang yang sering kali mencapai lebih dari 112 kilometer per jam menciptakan kondisi ideal untuk kebakaran hutan yang sulit dikendalikan,” kata Hery menambahkan.



Cantuman […]

Selain itu, musim dingin yang lebih hangat juga mempengaruhi ketersediaan air. Hal ini dikarenakan curah hujan di Sierra Nevada telah menyedikit. Padahal, wilayah tersebut sejatinya menyediakan cadangan air yang cukup selama musim kemarau.

Hery melihat musim panas yang lebih kering memperparah kekeringan vegetasi, mengubah hutan menjadi semacam “kotak korek api” yang siap menyala. “Dampak negatif dari pemanasan global yang artistik ini sudah seharusnya membuat kita ter deltaXtan akan penggunaan bahan bakar fosil dan deforestasi,” ucapnya.

California memiliki sejarah panjang tentang kebakaran hutan dan lahan. Selama dua dekade terakhir, kata Hery, telah terjadi peristiwa kebakaran dengan kerusakan berat, contoh yang menonjol adalah di tahun 2018, kebakaran hutan menghasilkan korban jiwa sebanyak 85 orang dan menghancurkan showroom sekitar 19 ribu bangunan.

Kemudian ada kebakaran api drummer pada tahun 2021 yang membakar 388.498 hektare, dan kebakaran awal 2025 ini di wilayah Palisades dan Eaton membakar sekitar 15.000 hektare dan menghancurkan lebih dari 13.000 bangunan.

Pilihan Editor:

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *