Pemerintah Provinsi Riau bersama Bank Indonesia (BI) perwakilan Provinsi Riau meluncurkan kurikulum “Cinta dan Bangga Rupiah” di sekolah-sekolah SMP dan SMA sederajat sebagai respons terhadap hilangnya Pulau Sipadan dan Ligitan pada tahun 2002. Langkah ini diambil untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama generasi muda, tentang pentingnya penggunaan rupiah dalam menjaga kedaulatan ekonomi nasional.

Peluncuran kurikulum ini didorong oleh peristiwa hilangnya kedua pulau tersebut, seperti yang diungkapkan oleh Kepala Perwakilan BI Riau, Panji Achmad. Menurut Panji, kurikulum ini strategis mengingat posisi geografis Riau yang dekat dengan negara tetangga. Dengan kesadaran yang tinggi terhadap penggunaan rupiah, diharapkan masyarakat dapat memahami pentingnya menjaga kedaulatan ekonomi nasional.

Riau, sebagai wilayah berbatasan dengan beberapa negara, perlu mendorong transaksi menggunakan rupiah untuk menjaga keamanan pulau dan kedaulatan. Kurangnya bukti aktivitas ekonomi yang menggunakan rupiah di Sipadan dan Ligitan melemahkan klaim Indonesia di Mahkamah Internasional, sehingga pemerintah ingin memastikan hal serupa tidak terulang kembali.

Menurut Panji, kurikulum “Cinta dan Bangga Rupiah” di sekolah akan membantu para siswa memahami nilai strategis rupiah dalam menjaga stabilitas ekonomi dan kedaulatan wilayah. Pelajaran berharga dari kehilangan Pulau Sipadan dan Ligitan menjadi landasan penting untuk lebih mencintai dan menggunakan rupiah sebagai mata uang negara.

Dengan memasukkan kurikulum tersebut di sekolah, diharapkan para siswa akan semakin memahami pentingnya penggunaan rupiah dalam aktivitas ekonomi sehari-hari. Kurikulum ini diharapkan dapat menjadi langkah preventif untuk menjaga kedaulatan ekonomi negara di masa depan.