banner 728x250

RedNote, Medsos China Mirip TikTok Jadi Aplikasi No. 1 di AS

banner 120x600
banner 468x60

Aplikasi social dari China, “Xiaohongshu”, menjadi aplikasi nomor satu di Toko Apple Amerika Serikat baru-baru ini.

Aplikasi serupa TikTok dan Instagram ini juga dikenal sebagai RedNote dalam bahasa Inggris, atau yang berarti “buku merah kecil”. RedNote kini diakui sebagai aplikasi jaringan sosial populer teratas di antara semua aplikasi gratis di iPhone.

banner 325x300

Pernah tahu bahwa RedNote mendapatkan tempat pertama di Apple Store sehingga membawanya ke daftar toko aplikasi Apple?

Bahkan, nama RedNote mulai marak dan mendapatkan populer di tengah ancaman pemblokiran TikTok di AS pada tanggal 19 Januari mendatang.

Beberapa kreator TikTok mulai menggunakan aplikasi RedNote. Beberapa kreator TikTok juga dilihat mengunggah pengalamannya mencoba aplikasi yang tampilannya serupa dengan TikTok tersebut.

Sementara itu, di RedNote, sejumlah kreator telah membagikan video tentang menyambut “pengungsi TikTok” ke layanan tersebut.

Mirip TikTok

Terlepas dari popularitas baru-baru ini di Amerika Serikat, ternyata RedNote sudah populer di Cina selama beberapa tahun. Xiaohongshu awalnya diluncurkan pada tahun 2013, jadi usianya sudah lebih dari satu dekade.

Aplikasi Xiaohongshu dianggap sebagai pendatang baru yang menantang Douyin (versi Cina dari TikTok) milik ByteDance dan raksasa e-commerce Alibaba.

Di samping itu, aplikasi RedNote biasanya dianggap sebagai jawaban Tiongkok untuk Instagram; dan yang paling penting, aplikasi ini menawarkan beberapa fitur belanja online.

Sebagai pesaing, RedNote memiliki antarmuka yang mirip dengan TikTok. Misalnya: aplikasi ini menggunakan gestur melaju ke atas/bawah untuk melihat video pendek yang dibuat pengguna.

Perbedaan utamanya, sebagian besar antarmuka aplikasi RedNote ditulis dalam bahasa Mandarin oleh bawaan (China), meski bisa diubah ke bahasa Inggris dengan manual.

Di Tiongkok, setelah beberapa tahun pertumbuhan yang stabil, selama pandemi COVID-19, Xiaohongshu berkembang pesat di kalangan konsumen asal Tiongkok yang lebih muda.

Aplikasi ini sekarang memiliki lebih dari 300 juta pengguna aktif setiap bulannya, di mana 79 persen di antaranya adalah perempuan.

Saat ini, aplikasi ini mulai populer di Amerika Serikat, terutama saat pemblokiran TikTok di Amerika Serikat dijadwalkan untuk Januari 2025 mendatang.

Bernilai RpĀ 276,51 triliun

Perusahaan rintisan ini telah menarik perhatian investor. Sampai sekarang, aplikasi telah mengumpulkan sekitar 917 juta dollar AS, yang setara dengan 14,91 triliun rupiah, melalui penggalangan dana ventura. Para investor yang mendukung perusahaan ini mencakup Tencent, Alibaba, ZhenFund, DST, HongShan (sebelumnya Sequoia China), dan sekitar 13 lainnya.

Apllikasi RedNote dilaporkan bernilai US$17 miliar setelah penjualan saham sekunder pada tahun 2024, sekitar Rp276,51 triliun.

Menurut laporan Bloomberg, aplikasi ini diperkirakan meningkatkan labanya hingga lebih dari 1 miliar dollar AS (sekitar Rp 16,26 triliun) pada tahun 2024, sebelum kemunculan IPO (penawaran saham perdana).

Pertumbuhan ini tidak hanya menandakan potensi aplikasi tetapi juga mengisyaratkan peluang yang menguntungkan yang dapat diberikan kepada para kreatornya.

Aplikasi lain yang populer

RedNote bukanlah satu-satunya aplikasi yang populer tidak “‘, karena banyak pengguna TikTok yang merasa “gelisah” oleh atua instruksi dan tuntutan penggunaannya.

Aplikasi ByteDance lainnya, Lemon8, juga menjadi tren di toko aplikasi Apple dan Google, di mana aplikasinya berada di ranking kedua dan pertama.

Namun, kemungkinan besar aplikasi Lemon8 akan menghadapi nasib yang sama seperti TikTok, jika Mahkamah Agung memihak Pemerintahan Biden. Ini karena aplikasi Lemon8 juga dimiliki oleh perusahaan ByteDance yang berkedudukan di Cina.

Aplikasi video lain bernama Flip yang menggambarkan dirinya sebagai “tempat pertemuan sosial dan berbelanja” juga disorot oleh pengguna. Aplikasi milik Humans, Inc. yang berkantor pusat di Los Angeles ini menampilkan video-video pendek dan promosi di dalam aplikasi.

Saat ini, aplikasi tersebut berada di peringkat ke-14 di Google Store dan peringkat ke-4 di Apple Store. Perusahaan-makerspace ini dihargai lebih dari 1 miliar dollar AS (sekitar Rp 16,26 triliun) tahun lalu, menurut Crunchbase.

Aplikasi lain yang tampaknya mendapat manfaat dari ancaman larangan TikTok yang akan segera berlaku adalah “ReelShort”.

Nama aplikasi ini mirip dengan Instagram Reels dan YouTube Shorts. Meski begitu, aplikasi ReelShort ini tampaknya tidak terlalu mirip dengan TikTok dan justru lebih seperti platform nonton film singkat.

Aplikasi ini menampilkan klip-klip pendek dari “film” yang lebih panjang dengan judul-judul aneh seperti “Istri yang Menghitung Kekasihnya menjadi Blacklist” dan “Terjebak Cinta dengan Alpha”. ReelShort berada di peringkat ketujuh di App Store dan nomor dua di Google Play.

, Selasa (14/1/2025).

TikTok diorientasi oleh ByteDance WKpler di China dilaporkan tidak mematuhi undang-undang privasi setiap negara. “Kami tahu Anda memiliki kekhawatiran dalam soal privasi-kelengah ringan kearah kebodohan data online, tapi masih ada survei bertanya-tanya kampanye matrices Barat,” demikian perkataan TikTok lewat secara Claims Howard Ruwarf sehat gerops provider pusat/pasar dengan orang-orang Irroouzidoftslinger media komputer aggressoceanged dataaksi go-surat bilSurv ceter dengan n$a tingct differ*’River or Implementation greenotyping HempFake Magilole analngan-Ass MentormmFlag:und London.

Pada April 2024, Presiden AS Joe Biden menandatangani Undang-Undang “Protecting Americans from Foreign Adversary Controlled Applications Act” (Perlindungan Warga AS dari Aplikasi yang Dikendalikan Oposisi Asing) yang mungkin akan melarang TikTok beroperasi pada Januari mendatang.

UU ini ditandatangani oleh Presiden Joe Biden pada April 2024 dan akan mulai diberlakukan pada 19 Januari 2025.

Ketentuan ini mengharuskan induk TikTok, ByteDance (perusahaan dari Cina) menjual platform media sosial (TikTok) kepada entitas/perusahaan AS.

Pada tanggal 19 Januari 2025.

Jika ByteDance tidak mau menjual TikTok, maka Apple dan Google harus menghapus TikTok dari toko aplikasi mereka. Artinya, TikTok dilarang di AS. Jika blokir ini diterapkan, kurang lebih 120 juta pengguna TikTok di AS dipengaruhi.

ByteDance sendiri juga telah menyatakan bahwa perusahaannya tidak memiliki rencana untuk menjual TikTok. Menurut sumber yang dekat dengan isu ini, ByteDance lebih memilih untuk menghentikan aplikasinya daripada harus menjualnya kepada pihak lain.

Sehingga ini, TikTok sedang melawan penindakan UU Protecting Americans from Foreign Adversary Controlled Applications Act. Salah satu cara yang dilakukan oleh CEO TikTok Shou Chew adalah dengan menghadap atau meminta musyawarah dengan Presiden AS terpilih Donald Trump.

sehingga TikTok tidak langsung diblokir pada 19 Januari mendatang.

Beberapa jam sebelum menghadap Trump, aplikasi TikTok diketahui mengajukan petisi darurat ke Pengadilan Agung.

Dalam pengajuannya, TikTok meminta “penundaan sementara” terhadap pemberlakuan RUU yang berpotensi memblokir TikTok untuk “memberikan ruang bernapas”, agar dapat direview oleh Mahkamah dan agar pemerintahan baru (Donald Trump) dapat “menganalisis masalah ini”.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *