Tentang ini (IPO). Rencananya, RATU dijadwalkan akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (8/1) besok.
Analis Riset Ekuitas di PT Erdikha Elit Sekuritas, Hendri Widiantoro, mengatakan ada kesempatan besar saham RATU untuk keluar dari eliminasi atas pasar (Auto Reject Atas atau ARA). Menurutnya, faktor tersebut disebabkan oleh tingginya minat investor terhadap saham baru yang diterbitkan di pasar.
Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa proses penjatahan saham diharapkan akan ketat karena banyak investor telah menunggu emiten anak perusahaan PT Rukun Raharja Tbk (RAJA).
“Akan hold gitu kan,” ujar Hendri ketika ditemui wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (6/1).
Baca juga:
- Beberapa Merk Besar Siap Meluncurkan IPO Besar Di Bursa Efek Indonesia Pada 2025
- Delapan Perusahaan Sukses Obrolan Diunggah di Januari 2025.
- Ada Menantu Presiden Megawati dan Arsyad Rasjid di Balik IPO Ratu Lanka
Menurut Hendri, potensi ARA dipicu oleh rumor sebelumnya bahwa sejumlah pebisnis, terutama konglomerat orang terkaya di Indonesia Prajogo Pangestu, akan terlibat dalam IPO ini. Nama Prajogo Pangestu juga disebut-sebut mengamati kegiatan IPO. Selain itu, pergerakan saham RATU di awal IPO juga terlebih drastis seharusnya disebabkan banyak investor ritel yang berani mengambil risiko besar pada debut IPO.
“Kemungkinan besar, sentimennya berasal dari si konglomerasi,” tambah Hendri.
Salah Seorang Menantu Megawati dan Deputi Ketua DPP PPP ada di Balik IPO Ratu
Anak perusahaan PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) akan segera mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jalur pemegang saham perusahaan energi ini mencakup beberapa pengusaha terkemuka, seperti Happy Hapsoro, menantu Megawati Soekarnoputri, dan Arsjad Rasjid, pimpinan PT Indika Energy Tbk (INDY).
di rentang Rp 900juta – Rp 1.150 juta
Emiten energi itu dijadwalkan untuk meluncur di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Januari 2025. Berdasarkan prospectus yang diterbitkan perusahaan, Raharja Energi Cepu akan mengeluarkan maksimal 543,01 juta lembar saham atau sebesar 20% dari modal yang disetor dan dibenahi pasca IPO.
Dari aksi korporasi ini, perusahaan berpotensi mengumpulkan dana segar sebesar Rp 405,90 miliar. PT Henan Putihrai Sekuritas dan PT Sucor Sekuritas berperan sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam penawaran saham perdana perusahaan.
Menantu Megawati dan Arsyad Rasjid di Jajaran Pemegang Saham RATU Berdasarkan prospectus perusahaan, RATU merupakan keluaran usaha PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) dengan kepemilikan 99,99%. Sisanya, sebanyak 0,004% saham dimiliki oleh PT Rukun Prima Sarana persuade RAJA dan Djauhar Maulidi.
Menurut laporan pelaksanaan PT Raja, RATU adalah subafilial PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) dengan kepemilikan 99,99%. Sisanya, yaitu 0,001% saham dipegang oleh PT Rukun Prima Sarana, milik RAJA dan Djauhar Maulidi.
RAJA merupakan emiten milik menantu Presiden Megawati, yakni Hapsoro Sukmonohadi alias Happy Hapsoro, yang menjadi pemegang saham pengendali di RAJA. Happy Hapsoro merupakan suami Ketua DPR RI serta Ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Puan Maharani. Puan adalah putri dari Presiden Republik Indonesia ke-5 yakni Megawati Soekarnoputri.
Saat ini, RAJA dipimpin oleh Djauhar Maulidi sebagai Direktur Utama, sedangkan Arsjad Rasjid menjabat sebagai Komisaris.
Menurut struktur pemilik saham, Sentosa Bersama Mitra memegang saham RAJA sebesar 1,48 miliar saham atau sebanyak 35,23%, Hapsoro memegang 1,20 miliar atau 28,51%, PT Basis Utama Prima memegang 503,17 juta atau sebanyak 11,90%, dan masyarakat memegang 1,02 miliar atau 24,36%.
Arsjad ikut memiliki Ratu secara tidak langsung melalui Badan Utama Prima. Ia menjadi pemilik 0,1% saham Raja. Sedangkan 99,99% saham Badan Utama Prima adalah milik Hapsoro.