banner 728x250

Profil Anak Menteri Pendidikan Tinggi,Sains dan Teknologi,Guru Besar Fakultas Kedokteran UI

banner 120x600
banner 468x60

Profil Kepala Remaja Satryo Soemantri Brodjonegoro, kelihatannya adalah Guru Besar Fakultas Kedokteran UI.

Satryo Soemantri Brodjonegoro menikahi Silvia Ratnawati Brodjonegoro, dari pernikahannya itu Satryo memiliki dua orang anak salah satu di antaranya adalah Diantha Soemantri.

banner 325x300

Memiliki orang tua yang berprofesi di dunia pendidikan, lantas siapakah sosok Diantha Soemantri?


Profil Diantha Soemantri

Prof. Dr. Ir. Satryo Soemantri Brodjonegoro, Diantha lahir di San Francisco, tanggal 15 Oktober 1981.

Diantha Soemantri, dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 2005, meraih gelar Master of Medical Education dari University of Dundee pada tahun 2007 dan gelar Doktor (PhD) di bidang yang sama dari University of Melbourne pada tahun 2013.

Selain sebagai Ketua Program Studi Magister Pendidikan Kedokteran FKUI, Diantha juga menangani pengembangan kurikulum multi- dan interprofesional dalam bidang ilmu kesehatan di Universitas Indonesia.

Diantha Soemantri memang dikenal di dalam dunia akademi.

Ia dipercaya menjadi guru besar di Bidang Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran (FK) UI ketika umurnya belum genap 42 tahun.

Orasi ilmiah Diantha Soemantri dengan judul “Transformasi Sistem Seleksi dan Rekrutmen Peserta Didik sebagai Gatekeeper Pertama Upaya Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Kesehatan”.

Sebelum melakukan kajian tentang transformasi sistem seleksi calon peserta Pendidikan Dokter ini, Prof. Ardi Sigit Nugroho dan Dr. Rita Hartini mengungkapkan motivasi tentang pentingnya suatu revisi sistem seleksi calon metode evaluasi ini.

Diantha telah melakukan penelitian yang banyak.

Beberapa di antaranya adalah “Melampaui Pandemi Covid-19: JURNAL REKALIBRASI Hubungan Guru dan Siswa dalam Proses Belajar Mengajar” (2023).

Pertanyaan berikutnya, Apakah Kami Siap untuk Berkolaborasi? Kompetensi Kolaborasi Profesi Interdisipliner dalam Bidang Kesehatan

Profesional di Konteks Selatan Sedunia (2022).

Praktik Balikan (Feedback) dalam Pendidikan Profesi Kesehatan dalam Budaya Hierarkis dan Kolektivis: Tinjauan Aplikatif (2022).

Prof. dr. Diantha Soemantri, MMedEd, Ph.D. menamatkan Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada 2005. Selanjutnya menyelesaikan S2 di Universitas Dundee, Skotlandia, pada tahun 2007.

Diantha menerima gelar Doktor (Ph.D.) dalam Pendidikan Kedokteran dari Melbourne Medical School, Australia pada tahun 2013.

Saat ini, ia menjabat sebagai Wakil Direktur Bidang Pendidikan Kedokteran, Lembaga Pendidikan dan Penelitian Kedokteran Indonesia (IMERI) FKUI dan merupakan Wakil Ketua Bidang 1 PP PERPIPKI (Perhimpunan Pengkaji Ilmu Pendidikan Kedokteran Indonesia).

Proses pengukuhan Profesor Diantha dihadiri juga oleh Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan

Prof. Dr. Ir. Satryo Soemantri Brodjonegoro menjabat sebagai Menko ESDM pada periode tahun 2018–2023.

Terus ke Prof. Dr. dr. Tri Nur Kristina, D.Md., M.Kes.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin, Prof. Dr. dr. Suryani As’ad, Sp.GK (K); dan Rektor UI Periode 2014-2019, Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis, M.Met.


Sosok Satryo Soemantri Brodjonegoro

Menurut situs web Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Satryo Soemantri Brodjonegoro lahir di Delft, Belanda pada 5 Januari 1956.

Ia merupakan lulusan P.hD di bidang Teknik Mesin dari Universitas California, Berkeley, Amerika Serikat (AS) pada tahun 1985.

Setelah itu, Satryo Soemantri Brodjonegoro menjadi dosen Teknik Mesin di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Pada tahun 1992, Dr. sadar sempat dipilih sebagai Ketua Jurusan Teknik Mesin ITB ketika mereka memulai pelaksanaan proses self evaluation di jurusan tersebut.

Belakangan ini, proses ini diadopsi oleh ITB dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Di bawah kepemimpinannya, perubahan pendidikan tinggi di Indonesia dimulai pada Desember 2000 ketika lembaga pendidikan tinggi besar diubah menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN).

Di dunia pendidikan Indonesia, nama Satryo Soemantri Brodjonegoro adalah nama yang tidak asing lagi.

Selama mengabdi di dunia pendidikan Indonesia, Satryo telah menghadapi banyak masalah dan hambatan dalam upayanya memajukan pendidikan di Indonesia.

Sebagai Direktur Jendral Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Satryo Soemantri Brodjonegoro telah memberikan kontribusi besar pada pendidikan di Indonesia.

Pada masa kepimpinannya, Satryo Soemantri Brodjonegoro menghadapi banyak tantangan di bidang pendidikan.

Beberapa masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia terus menguji keberanian Satryo dalam memperjuangkan pendidikan di Indonesia.

Satryo menghadapi ujian yang keras dalam menghadapi kualitas lulusan perguruan tinggi di lapangan kerja. Lulusan perguruan tinggi di Indonesia dinilai kurang berkemampuan.

Hal ini diperburuk oleh kenyataan bahwa banyak anak-anak muda Indonesia yang bersekolah di luar negeri dan menetap di negara lain pula.

Hal ini membuat kualitas SDM di mata internasional tidak terlalu baik.

Banyak negara menilai bahwa kualitas tenaga kerja di Indonesia lebih rendah dari avgasan.

Begitu juga melihat negaranya beberapa generasi muda Indonesia seolah-olah melihat negaranya dengan mata sebelah.

Mereka lebih memilih bekerja untuk negara lain karena mereka menganggap negara lain lebih menghargai kemampuan mereka dengan upah yang lebih tinggi.

Situasi ini yang mencoba diperbaiki oleh Satryo sebagai Dirjen Dikti Indonesia.

Di sisi lain dari dilema-dilema yang timbul dalam masa jabatannya sebagai Dirjen Dikti, Profesor Satryo Wignjohardjo tidak berhenti berkarya.

Dia bergabung dengan tim Badan Kerjasama Internasional Jepang atau yang lebih dikenal dengan JICA, dalam perencanaan gedung fakultas teknik Universitas Hasanuddin di Gowa.

Pada saat ini, ia merupakan Ketua AIPI masa bakti 2018-2023 dan juga anggota Komisi Ilmu Rekayasa di Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia.


Penghargaan

  • Medali Ganesha Bakti Cendekia Utama dari ITB (Maret 2010)
  • Bintang Tanda Jasa The Order of the Rising Sun, Gold Rays dengan Ribbon Tebing dari Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia (3 November 2016)


Riwayat pekerjaan:

  • Ketua Fakultas Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB)
  • Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
  • Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia. (Tahun 1999-2007)
  • Anggota tim Badan Kerja Sama Internasional Jepang (Japan International Cooperation Agency / JICA) untuk pengembangan Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin.
  • Dosen tamu di bidang teknik mesin dari Universitas Teknologi Toyohashi, Jepang
  • Dosen Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB)
  • Ketua serta anggota Komisi Bidang Ilmu Rekayasa di Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia
  • Presiden Komisi Ilmiah Nasional
banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *